Rupiah turun di tengah data tenaga kerja AS lebih kuat dari ekspektasi
8 Mei 2023 10:12 WIB
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan turun di tengah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari ekspektasi.
Rupiah pada Senin pagi melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.683 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.678 per dolar AS.
"Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat kemarin di luar dugaan lebih bagus dari ekspektasi. Hal ini membalikkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini. Ini bisa membantu mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ariston menuturkan data penggajian nonpertanian (Non-Farm Payroll/NFP) AS April 2023 dilaporkan 253.000, lebih tinggi dari perkiraan 190.000. Sedangkan, data pengangguran dirilis 3,4 persen, lebih baik dari ekspektasi 3,6 persen.
Selain itu, rata-rata upah per jam tumbuh 0,5 persen, di atas perkiraan 0,3 persen. Hal tersebut menunjukkan kondisi tenaga kerja AS masih bagus dan bisa memicu inflasi lagi.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan mencatat percepatan pada April dan kenaikan upah meningkat dengan kuat, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada kenaikan suku bunga baru-baru ini oleh Federal Reserve.
Di sisi lain, Ariston mengatakan pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu jauh karena pasar masih berekspektasi bahwa bank sentral AS atau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi tahun ini sesuai dengan indikasi yang didapat dalam konferensi pers The Fed pekan lalu.
Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 yang sebesar 5,03 persen memberikan dampak positif bagi penguatan rupiah.
Ia memperkirakan rupiah masih mungkin melemah ke Rp14.700 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.630 per dolar AS.
Pada Jumat (5/5/2023) rupiah ditutup meningkat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.678 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.685 per dolar AS.
Baca juga: Yuan merosot 44 basis poin menjadi 6,9158 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar naik tipis di awal sesi Asia, saat pedagang tunggu data pinjaman
Baca juga: Rupiah meningkat ditopang permintaan SBN yang terus berlanjut
Rupiah pada Senin pagi melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.683 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.678 per dolar AS.
"Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat kemarin di luar dugaan lebih bagus dari ekspektasi. Hal ini membalikkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini. Ini bisa membantu mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ariston menuturkan data penggajian nonpertanian (Non-Farm Payroll/NFP) AS April 2023 dilaporkan 253.000, lebih tinggi dari perkiraan 190.000. Sedangkan, data pengangguran dirilis 3,4 persen, lebih baik dari ekspektasi 3,6 persen.
Selain itu, rata-rata upah per jam tumbuh 0,5 persen, di atas perkiraan 0,3 persen. Hal tersebut menunjukkan kondisi tenaga kerja AS masih bagus dan bisa memicu inflasi lagi.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan mencatat percepatan pada April dan kenaikan upah meningkat dengan kuat, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun ada kenaikan suku bunga baru-baru ini oleh Federal Reserve.
Di sisi lain, Ariston mengatakan pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu jauh karena pasar masih berekspektasi bahwa bank sentral AS atau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi tahun ini sesuai dengan indikasi yang didapat dalam konferensi pers The Fed pekan lalu.
Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 yang sebesar 5,03 persen memberikan dampak positif bagi penguatan rupiah.
Ia memperkirakan rupiah masih mungkin melemah ke Rp14.700 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.630 per dolar AS.
Pada Jumat (5/5/2023) rupiah ditutup meningkat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.678 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.685 per dolar AS.
Baca juga: Yuan merosot 44 basis poin menjadi 6,9158 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar naik tipis di awal sesi Asia, saat pedagang tunggu data pinjaman
Baca juga: Rupiah meningkat ditopang permintaan SBN yang terus berlanjut
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: