Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berambisi menjadikan BRIN sebagai hub kolaborasi riset para ilmuwan dari negara-negara di Asia Tenggara.

Dia mengungkapkan bahwa laboratorium yang dimiliki BRIN bersifat terbuka dan bisa dimanfaatkan berbagai pihak untuk melakukan penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

"Melalui program mobilitas periset, kami ingin menjadikan kawasan BRIN menjadi hub kolaborasi untuk negara-negara ASEAN, khususnya biodiversitas dan nuklir, serta antariksa," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad.

Handoko mengatakan riset BRIN tentang biodiversitas, nuklir, dan antariksa adalah yang paling besar bila dibandingkan negara-negara Asia Tenggara.

Baca juga: BRIN dorong periset fokus meraih hak paten

Baca juga: BRIN sarankan masyarakat amati gerhana bulan penumbra pakai kamera


BRIN menetapkan fokus kepada pemanfaatan biodiversitas mengingat potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

Menurut Handoko, biodiversitas itu tidak hanya life science; tetapi juga termasuk antariksa karena ada penginderaan jauh, satelit-satelit remote sensing; ada juga terkait nuklir karena BRIN melakukan rekayasa genetika termasuk bio-engineering, bio-informatic, dan sebagainya.

"Masa depan kita itu memang bio (organisme yang hidup) sekarang. Indonesia kebetulan punya biodiversitas paling besar, kita menduduki posisi yang cukup bagus, jadi kami tidak ingin kehilangan momentum itu. Kami banyak mencurahkan upaya (riset) di bidang-bidang itu," kata Handoko.

Setelah berdiri selama dua tahun, BRIN kian memantapkan langkahnya untuk menjadi lembaga riset yang kuat dengan menghasilkan berbagai karya ilmiah yang dapat berguna bagi masyarakat luas.

Berbagai infrastruktur terus dipenuhi untuk menunjang keperluan penelitian mulai dari peralatan riset, laboratorium riset, hingga kapal riset.

"Infrastruktur sudah sangat keren untuk sebagian bidang riset, tetapi sebagian bidang riset lain masih harus dipenuhi terutama infrastruktur yang besar," kata Handoko.

"Infrastruktur yang besar itu akan menarik gerbong riset yang jauh lebih besar. Kami akan selesaikan terkait armada kapal riset, satelit penginderaan jauh, dan akselerator," ujarnya.*

Baca juga: BRIN nilai isu buruh bakal jadi komoditas politik dalam Pemilu 2024

Baca juga: BRIN jalin kolaborasi riset desain reaktor dengan Universitas Tsinghua