Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 5.100 warga Amerika Serikat mengunjungi Kedutaan Besar RI di Washington DC pada Sabtu (6/5) sebagai bagian dari program "Around The World Embassy Tour" (AWET) yang diprakarsai oleh organisasi Events DC.

KBRI Washington turut berpartisipasi dalam program tur tersebut dengan memberikan wawasan budaya Indonesia kepada pengunjung dalam rangka merayakan "International Culture Awareness Month".

"Alhamdulillah, sangat ramai. Ini menunjukkan ketertarikan warga AS kepada Indonesia yang tinggi," kata Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani dalam acara itu, seperti dikutip dalam rilis pers KBRI Washington yang diterima di Jakarta, Minggu.

Acara itu, kata dia, bertujuan untuk mempererat hubungan Indonesia-AS di kalangan masyarakat setempat dan meningkatkan minat wisatawan AS untuk datang ke Indonesia.

Ribuan warga AS secara bergantian mengunjungi gedung KBRI, yang tercatat sebagai salah satu gedung bersejarah di sana, dalam tur yang digelar pada pukul 10.00-16.00 tersebut.

Selain itu, mereka diberikan pengenalan tentang budaya Indonesia melalui tarian, musik, dan kuliner, serta wisata unggulan Indonesia.

Mereka juga berkesempatan mengikuti kegiatan membatik dan latihan pencak silat.

Gedung yang ditempati KBRI itu dahulu dikenal dengan nama Walsh Mansion. Gedung berusia 120 tahun itu dibangun pada 1903 oleh Thomas F. Walsh, pemilik tambang emas di Colorado dan salah satu orang terkaya di AS.

Di gedung itu, pengunjung dapat melihat replika Hope Diamond, berlian biru 45 karat yang dahulu dimiliki oleh Evalyn Walsh-McLean, anak Thomas Walsh.

AWET merupakan bagian dari kegiatan Passport DC dan telah menjadi acara wisata budaya tahunan paling populer di Washington DC.

Tahun ini, lebih dari 60 kedutaan besar asing di Washington DC berpartisipasi untuk menampilkan budaya negara masing-masing.

KBRI terakhir kali berpartisipasi pada acara itu pada 2019, sebelum pandemi COVID-19.

Baca juga: KBRI Washington dukung gerakan "Kebaya goes to UNESCO"
Baca juga: KBRI Washington perkenalkan budaya Indonesia di Universitas Richmond