Legislator: BPJS Kesehatan buka akses layanan kesehatan masyarakat
7 Mei 2023 12:01 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto dalam acara "Sosialisasi Program JKN" di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. ANTARA/HO-BPJS Kesehatan/am.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto mengatakan BPJS Kesehatan membuka akses kepada masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf kesehatannya tanpa kesulitan biaya.
"Manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan sangat luas dan menyeluruh. BPJS Kesehatan sebagai pengelola program, membiayai pengobatan mulai dari yang bertaraf ringan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga penyakit katastropik yang dikenal berbiaya mahal," katanya dalam keterangan di Jakarta, Ahad.
Dalam acara Sosialisasi Program JKN di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, ia mengatakan Komisi IX DPR RI bersama BPJS Kesehatan berfokus untuk mengupayakan bagaimana rakyat bisa terjamin kesehatannya, baik masyarakat yang mampu dan yang tidak mampu.
Ia mencontohkan bila satu orang yang cuci darah membutuhkan biaya Rp1 juta untuk sekali tindakan. Maka bila dalam sepekan dilakukan dua kali cuci darah, biayanya Rp2 juta.
Dalam satu bulan, biayanya bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp11 juta.
"Sekaya apa pun seseorang, jika harus cuci darah, pasti was-was jika tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan. Orang yang sakitnya menahun juga dijamin," katanya.
Sukamto pun menegaskan bahwa layanan untuk pasien BPJS Kesehatan harus baik dan sama, serta tidak ada pembatasan untuk hari perawatan.
Selain itu, layanan di fasilitas kesehatan juga harus setara dan tanpa diskriminasi.
Ia menyerukan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan karena hadirnya BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 itu dinilai sebagai payung perlindungan bagi masyarakat dari risiko finansial ketika sakit dan biaya pengobatan yang merangkak naik.
"Orang kalau tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan artinya dia rugi, karena sakit tidak bisa diduga-duga datangnya. Jangan merasa masih muda, masih gagah, kemudian tidak memperhatikan jaminan kesehatannya. Kesehatan itu penting, sekaya dan sepintar apa pun, jika tidak sehat, tidak bisa menikmati," katanya.
Meski ada BPJS Kesehatan melalui program JKN yang siap membiayai, ia mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan olah raga teratur agar terhindar dari penyakit.
Menurutnya, upaya menjaga kesehatan berawal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Makan itu harus ada buah, tidak perlu yang mewah. Buah yang kita temui sehari-hari pun banyak manfaatnya. Kemudian harus ada sayur, lalu pauk yang bergizi seperti tempe, tahu, ikan. Olah raga harus dibiasakan, paling tidak 30 menit setiap hari agar kita semua tetap sehat dan prima," demikian Sukamto.
Baca juga: Penyakit katastropik tetap dijamin BPJS Kesehatan
Baca juga: BPJS catat biaya layanan diagnosa gagal ginjal Rp22,2 T pada 2014-2022
Baca juga: Kemenkes tingkatkan layanan JKN untuk tindakan penyakit katastropik
Baca juga: Pemerintah dorong BPJS Kesehatan biayai skrining kanker paru-paru
"Manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan sangat luas dan menyeluruh. BPJS Kesehatan sebagai pengelola program, membiayai pengobatan mulai dari yang bertaraf ringan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga penyakit katastropik yang dikenal berbiaya mahal," katanya dalam keterangan di Jakarta, Ahad.
Dalam acara Sosialisasi Program JKN di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, ia mengatakan Komisi IX DPR RI bersama BPJS Kesehatan berfokus untuk mengupayakan bagaimana rakyat bisa terjamin kesehatannya, baik masyarakat yang mampu dan yang tidak mampu.
Ia mencontohkan bila satu orang yang cuci darah membutuhkan biaya Rp1 juta untuk sekali tindakan. Maka bila dalam sepekan dilakukan dua kali cuci darah, biayanya Rp2 juta.
Dalam satu bulan, biayanya bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp11 juta.
"Sekaya apa pun seseorang, jika harus cuci darah, pasti was-was jika tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan. Orang yang sakitnya menahun juga dijamin," katanya.
Sukamto pun menegaskan bahwa layanan untuk pasien BPJS Kesehatan harus baik dan sama, serta tidak ada pembatasan untuk hari perawatan.
Selain itu, layanan di fasilitas kesehatan juga harus setara dan tanpa diskriminasi.
Ia menyerukan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan karena hadirnya BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 itu dinilai sebagai payung perlindungan bagi masyarakat dari risiko finansial ketika sakit dan biaya pengobatan yang merangkak naik.
"Orang kalau tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan artinya dia rugi, karena sakit tidak bisa diduga-duga datangnya. Jangan merasa masih muda, masih gagah, kemudian tidak memperhatikan jaminan kesehatannya. Kesehatan itu penting, sekaya dan sepintar apa pun, jika tidak sehat, tidak bisa menikmati," katanya.
Meski ada BPJS Kesehatan melalui program JKN yang siap membiayai, ia mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan olah raga teratur agar terhindar dari penyakit.
Menurutnya, upaya menjaga kesehatan berawal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Makan itu harus ada buah, tidak perlu yang mewah. Buah yang kita temui sehari-hari pun banyak manfaatnya. Kemudian harus ada sayur, lalu pauk yang bergizi seperti tempe, tahu, ikan. Olah raga harus dibiasakan, paling tidak 30 menit setiap hari agar kita semua tetap sehat dan prima," demikian Sukamto.
Baca juga: Penyakit katastropik tetap dijamin BPJS Kesehatan
Baca juga: BPJS catat biaya layanan diagnosa gagal ginjal Rp22,2 T pada 2014-2022
Baca juga: Kemenkes tingkatkan layanan JKN untuk tindakan penyakit katastropik
Baca juga: Pemerintah dorong BPJS Kesehatan biayai skrining kanker paru-paru
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023
Tags: