Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC) Ministers dapat memperkuat konektivitas antarnegara di wilayah Asia Tenggara.

"Kami berkumpul di sini untuk mempererat ikatan, saling membina, dan mendiskusikan hal-hal penting untuk menghubungkan konektivitas di ASEAN," kata Airlangga saat memberikan sambutan sebelum jamuan makan malam dengan AECC Ministers, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu.

"Kami dengan senang hati mempersembahkan satu set hidangan dan mencicipi cita rasa kami, khas negara maritim," ujar Airlangga.

Lebih lanjut, ia mengatakan hotel yang berdiri di tahun 1962 mempunyai sejarah penting dalam perjalanan Indonesia dari waktu ke waktu.

"Venue malam ini, Hotel Indonesia Kempinski yang ikonik dengan kemegahan dan keanggunannya. Dibangun pada 1962, pada tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia, hotel ini menjadi simbol kemajuan Indonesia. Tempat ini juga juga saksi tumbuh dan berkembangnya Jakarta, bertransformasi menjadi sebuah kota kosmopolitan modern dengan tetap menjaga warisan budaya Indonesia," ujar dia.

Selaras dengan inisiatif berkelanjutan dalam AECC Special Retreat Session, khususnya terkait dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle), Airlangga meyakini para menteri juga menikmati perjalanan selama di Jakarta dengan menggunakan mobil listrik.

Hal tersebut, kata dia, sekaligus sebagai komitmen Indonesia untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan yang menjadi kunci masa depan ASEAN dengan mempromosikan pemakaian kendaraan listrik.

"Dengan kolaborasi ini, kita bisa membuka jalan untuk masa depan ASEAN yang lebih hijau dengan mengurangi emisi karbon dan mempromosikan mobil listrik di seluruh wilayah kami," ujar Airlangga pula.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC)/Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke-22 turut membahas pilar ekonomi hingga soal Timor Leste.

"Ada beberapa hal yang penting, yaitu bagaimana kami mempersiapkan laporan untuk kepala negara dari ASEAN khususnya terkait dengan pilar ekonomi. Jadi, pilar ekonomi kan sangat ekstensif cakupannya banyak sekali sejak berdiri 2015 pembentukan MEA yang pertama, kemudian diikuti blue print yang kedua dari 2015 sampai 2025," ujar Djatmiko usai Prep-SEOM for 22nd AECC Meeting.

Selain itu, ia juga mengungkapkan dalam pertemuan itu turut membahas soal keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.

"Sebagaimana kita ketahui Timor Leste sudah dalam proses untuk menjadi full member dari kerja sama kawasan di ASEAN, tentunya ini memerlukan beberapa langkah-langkah yang lebih intensif bagi Timor Leste untuk bisa bergabung secara penuh mengikuti semua agenda-agenda khususnya dalam konteks integrasi ekonomi di ASEAN," kata dia.

Adapun pertemuan AECC ke-22 di Jakarta pada 6-7 Mei 2023 merupakan rangkaian event menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023.

Pembahasan isu-isu tersebut nantinya akan dilaporkan kepada kepala negara di gelaran KTT ASEAN.
Baca juga: Mendag bicara revolusi industri 4.0 di hadapan menteri ekonomi se-ASEAN
Baca juga: Pertemuan AECC ke-22 turut membahas pilar ekonomi hingga Timor Leste