Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi optimistis sektor gula nasional pada musim giling tebu 2023 akan lebih baik dengan capaian rendemen yang ditargetkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

“Kita memulai giling pertama di PG Krebet Baru Malang. Diharapkan rendemennya lebih tinggi dari tahun lalu dan bisa di atas 8 persen, serta masa gilingnya bisa panjang," kata Kepala Bapanas Arief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut Arief, rencana produksi gula konsumsi pada musim giling tahun ini sebesar 2,6 juta ton dengan kebutuhan gula nasional di angka 3,4 juta ton setahun.

"Untuk memenuhi kebutuhan nasional sebesar 3,4 juta ton memang masih diperlukan pengadaan dari luar. Namun perlu kita apresiasi bahwa tahun ini rencana impor lebih kecil dari tahun lalu yang berada di posisi lebih dari 1 juta ton. Ini merupakan langkah awal yang baik dalam mewujudkan swasembada gula," ucapnya.

Baca juga: NFA tinjau harga acuan bersama stakeholder pergulaan nasional

Terkait upaya penguatan tata kelola gula nasional, Arief menyampaikan bahwa saat ini NFA bersama seluruh stakeholder gula nasional tengah melakukan review Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP), langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan harga di hulu dan di hilir sesuai struktur ongkos produksi saat ini, sehingga memberikan keuntungan yang wajar di semua lini.

"Langkah ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden yang meminta harga pangan dijaga keseimbangannya, sehingga agar bisa menghasilkan harga yang wajar di tingkat produsen, distributor, dan konsumen," terangnya.

Baca juga: NFA perkuat pilar ketahanan pangan lewat penguatan BUMD Pangan

Ia juga mengapresiasi Kabupaten Malang sebagai salah satu produsen gula tebu terbesar di Jawa Timur. Menurut data Kementerian Pertanian, pada 2022 produksi gula di Jawa Timur mencapai 49,55 persen atau sebanyak 1,19 juta ton dari total produksi gula nasional yang berada di angka 2,4 juta ton.

"Seperti kita ketahui pabrik gula di Indonesia 60 persen berada di Pulau Jawa, dari jumlah tersebut 73 persennya berada di Jawa Timur. Jadi Jawa Timur ini sangat spesial karena merupakan produsen gula konsumsi terbesar di Indonesia," ujarnya.