Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) membutuhkan peran serta mitra deradikalisasi atau eks narapidana terorisme membagikan pengalaman hidup mereka terkait pemahaman yang benar agar masyarakat terhindar dari pemahaman yang tidak sesuai ideologi bangsa.

"Ke depan, kawan-kawan kita ini (mitra deradikalisasi) akan membagi pengalaman mereka, membagi sentuhan hidayah yang mereka terima, sehingga bisa mengajak yang masih salah pemahamannya ke pemahaman yang benar," kata Kepala BNPT RI Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel dalam kegiatan halalbihalal dan silaturahmi kebangsaan bersama Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Dalam keterangan yang diterima, BNPT RI berharap mitra deradikalisasi dapat membagikan pengalaman hidup mereka terkait pemahaman yang benar agar masyarakat terhindar dari pemahaman yang melenceng dan tidak sesuai dengan ideologi bangsa.

Baca juga: BNPT-Kemkumham gelar ikrar setia NKRI bagi 24 napiter

Baca juga: Kepala BNPT fokuskan kegiatan pada program deradikalisasi


Dalam ikhtiar meluruskan pemahaman yang salah kepada masyarakat, mitra deradikalisasi juga diharapkan dapat menyebarkan pemahaman nilai-nilai Islam yang moderat, cinta damai, dan rahmatan lil alamin.

"Tidak ada satu agama pun yang mengajari tentang kekerasan," ucapnya.

Salah seorang mitra deradikalisasi bernama Joko Priyono mengamini apa yang disampaikan Kepala BNPT RI.

Menurutnya, mitra deradikalisasi dapat membagikan kisah hidup mereka kepada masyarakat yang belum terpapar dan yang masih terpapar paham radikalisme agar tidak terjerumus di jalan yang salah.

"Kami dapat membantu meluruskan pemahaman yang tidak sesuai dengan adanya dialog dan kerja sama," katanya.