Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih mencapai Rp950 miliar dari pasar keuangan domestik selama periode 2-5 Mei 2023.

"Berdasarkan data transaksi 2-5 Mei 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,95 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Alirian modal asing keluar bersih tersebut terdiri dari Rp550 miliar di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp400 miliar di pasar saham.

Sejak 1 Januari hingga 4 Mei 2023, terdapat modal asing masuk bersih ke pasar SBN sebesar Rp63,29 triliun, dan di pasar saham senilai Rp16,25 triliun.

Selain itu, Erwin menuturkan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke level 6,39 persen. Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang juga turun ke level 3,379 persen.

Sedangkan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 99,04 basis poin (bps) per 4 Mei 2023 dari 92,08 bps per 28 April 2023.

Sementara nilai tukar rupiah dibuka menguat ke posisi Rp14.665 per dolar AS pada Jumat (5/5) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (4/5) Rp14.675 per dolar AS.

Sedangkan indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 101,40. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Baca juga: Ekonom: Kondisi likuiditas perbankan Indonesia relatif terjaga
Baca juga: Krisis perbankan AS berpotensi memperlambat ekonomi negara berkembang
Baca juga: Ekonom nilai pemerintah berhasil kendalikan tingkat inflasi pada April