PLN sebut ekosistem kendaraan listrik dibangun demi mengurangi emisi
5 Mei 2023 20:18 WIB
Direktur Retail dan Niaga Perusahaan Listrik Negara (PLN) Edi Srimulyanti pada konferensi pers Periklindo Electric Vehicle Show di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023). ANTARA/Farhan Arda Nugraha.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Retail dan Niaga Perusahaan Listrik Negara (PLN) Edi Srimulyanti mengatakan pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah upaya untuk mengurangi emisi karbon di udara.
"Selaras dengan komitmen kita di G20 ekosistem EV (kendaraan listrik) ini juga dalam rangka upaya menurunkan emisi karbon yang ada di udara. Kita tahu bahwa sektor transportasi masih menyumbang emisi yang sangat besar tahun 2020, sekitar 280 juta ton CO2. Kemudian, kalau tidak ada intervensi dari kita, maka pada tahun 2060 bisa mencapai 860 juta ton CO2," kata Edi pada konferensi pers Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan meskipun dalam proses produksi listrik di Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan energi hijau karena masih menggunakan batu bara dan gas, namun, tingkat CO2 yang dihasilkan masih jauh lebih bersih dibandingkan produksi bahan bakar fosil. Produksi bahan bakar listrik bisa mengurangi emisi karbon hingga 50 persen.
Baca juga: PLN berikan layanan 'home charging' bagi 43 pemilik kendaraan listrik
Terkait biaya bahan bakar, Edi menjelaskan bahwa 1,2 kWh daya listrik setara dengan 1 liter bensin. Jika harga 1 liter bensin sekitar Rp13.000 maka biaya 1,2 kWh listrik tidak sampai Rp2.500 sehingga, menurut dia, harga bahan bakar listrik pada kendaraan jauh lebih murah dibandingkan bensin.
Kendaraan yang memiliki daya sebesar 1,2 kWh dapat menempuh jarak hingga 10 kilometer untuk kendaraan roda empat dan 50 kilometer pada kendaraan roda dua.
Selain itu penggunaan kendaraan bertenaga listrik dapat memberikan manfaat bagi Indonesia karena dapat mengurangi impor bahan bakar minyak dan lebih memberdayakan energi domestik yang berasal dari listrik yang diproduksi PLN.
Edi menekankan agar semua pihak, baik pemerintah maupun pelaku industri kendaraan listrik, agar memperkuat kolaborasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia agar bisa memberikan manfaat bagi generasi selanjutnya.
PLN akan terus berkomitmen untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sehingga bisa memiliki daya saing dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami PLN berkomitmen untuk membangun ekosistem EV dengan sangat solid, sangat produktif dan sangat kokoh sehingga EV bisa berdaya saing dan memberikan manfaat bagi masyarakat di Indonesia," ujar Edi.
Baca juga: Menko Airlangga: Ekosistem kendaraan listrik harus ada di ASEAN
Baca juga: Kemensetneg apresiasi perusahaan otomotif dukung KTT ASEAN 2023
Baca juga: PLN terbuka bagi investor kembangkan ekosistem kendaraan listrik
"Selaras dengan komitmen kita di G20 ekosistem EV (kendaraan listrik) ini juga dalam rangka upaya menurunkan emisi karbon yang ada di udara. Kita tahu bahwa sektor transportasi masih menyumbang emisi yang sangat besar tahun 2020, sekitar 280 juta ton CO2. Kemudian, kalau tidak ada intervensi dari kita, maka pada tahun 2060 bisa mencapai 860 juta ton CO2," kata Edi pada konferensi pers Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan meskipun dalam proses produksi listrik di Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan energi hijau karena masih menggunakan batu bara dan gas, namun, tingkat CO2 yang dihasilkan masih jauh lebih bersih dibandingkan produksi bahan bakar fosil. Produksi bahan bakar listrik bisa mengurangi emisi karbon hingga 50 persen.
Baca juga: PLN berikan layanan 'home charging' bagi 43 pemilik kendaraan listrik
Terkait biaya bahan bakar, Edi menjelaskan bahwa 1,2 kWh daya listrik setara dengan 1 liter bensin. Jika harga 1 liter bensin sekitar Rp13.000 maka biaya 1,2 kWh listrik tidak sampai Rp2.500 sehingga, menurut dia, harga bahan bakar listrik pada kendaraan jauh lebih murah dibandingkan bensin.
Kendaraan yang memiliki daya sebesar 1,2 kWh dapat menempuh jarak hingga 10 kilometer untuk kendaraan roda empat dan 50 kilometer pada kendaraan roda dua.
Selain itu penggunaan kendaraan bertenaga listrik dapat memberikan manfaat bagi Indonesia karena dapat mengurangi impor bahan bakar minyak dan lebih memberdayakan energi domestik yang berasal dari listrik yang diproduksi PLN.
Edi menekankan agar semua pihak, baik pemerintah maupun pelaku industri kendaraan listrik, agar memperkuat kolaborasi untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia agar bisa memberikan manfaat bagi generasi selanjutnya.
PLN akan terus berkomitmen untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sehingga bisa memiliki daya saing dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami PLN berkomitmen untuk membangun ekosistem EV dengan sangat solid, sangat produktif dan sangat kokoh sehingga EV bisa berdaya saing dan memberikan manfaat bagi masyarakat di Indonesia," ujar Edi.
Baca juga: Menko Airlangga: Ekosistem kendaraan listrik harus ada di ASEAN
Baca juga: Kemensetneg apresiasi perusahaan otomotif dukung KTT ASEAN 2023
Baca juga: PLN terbuka bagi investor kembangkan ekosistem kendaraan listrik
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: