"Bu Kepala Dinas Kesehatan, kita angkat menjadi asisten untuk bisa membantu menyelesaikan 'stunting' (tengkes)," kata Heru saat memberi sambutan pada Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) ketiga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DKI Jakarta Masa Bakti XXII Tahun 2023 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Jumat.
Menurut Heru, jika tidak secara bersama-sama memperjuangkan dan mengatasi tengkes, maka bisa 10-15 tahun dari tahun ini, akan kehilangan generasi.
"Ini kita harus hati-hati," katanya.
Baca juga: Menkes-Heru temukan tiga kasus anak tengkes di Cempaka Putih
“Prevalensi tengkes di DKI Jakarta turun menjadi 14,8 persen. Ini sesuai target 2024 (secara nasional). Kami berterima kasih karena DKI Jakarta bisa menjadi 'best practice' (pembelajaran praktik baik) dalam upaya percepatan penurunan tengkes,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Sosialisasi Cegah Stunting di Jakarta, Selasa (7/2).
Kini, prevalensi tengkes tertinggi berada di Kepulauan Seribu dengan angka prevalensi 20,5 persen dan Kota Jakarta Utara 18,5 persen.
Baca juga: Jaksel libatkan pejabat jadi orang tua asuh dalam penanganan tengkes
“Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah balita di DKI Jakarta ada sekitar 790 ribu balita. Dengan prevalensi tengkes 14,8 persen atau sekitar 116 ribu balita,” katanya.