New York (ANTARA News) - Banyak wanita Amerika Serikat tidak berkeberatan membeli busana tiruan mirip hasil karya perancang terkenal agar tampil modis, kata survai diterbitkan Selasa. Mereka pada umumnya tidak mampu membeli busana rancangan desainer terkenal, sehingga lebih memilih produk palsu, yang lebih murah.

75 persen wanita Amerika Serikat yang disurvai mengaku secara sadar membeli barang tiruan perancang mode. Artinya, mereka tahu sejak awal bahwa busana yang dibeli itu adalah busana tiruan alias palsu. Jadi, kenyataan ini juga terjadi di negara adidaya sekaliber Amerika Serikat sekalipun.

Bahkan, banyak yang mengatakan mempunyai setidak-tidaknya lima produk busana palsu dalam jenis pakaian, tas tangan, dompet, perhiasan, dan sepatu.

Lebih dari setengah petanggap mengatakan terpaksa memilih barang tiruan karena tidak mempunyai uang cukup untuk membeli yang asli, sementara 37 persen ingin membuat kagum teman atau keluarganya.

Namun, sembilan persen petanggap mengatakan tidak bisa membedakan label perancang asli dan yang tiruan.

"Permintaan akan busana tiruan naik mengikuti kenaikan permintaan untuk mode dan aksesoris dari perancang asli," kata Mark Pearson, kepala laman CouponCode4u.com, yang mengadakan jajak pendapat tersebut.

Namun, banyak warga Amerika Serikat harus membeli busana tiruan untuk menyesuaikan diri, tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Tas wanita dan dompet adalah barang paling populer, sepertiga dari 2.105 wanita petanggap survai itu mengatakan membeli dua barang itu.

Sementara itu, hampir seperempat dari wanita petanggap mengaku mempunyai tiruan baju perancang mode dan lebih dari 20 persen membeli perhiasan atau sepatu palsu.

Meskipun sangat menarik karena murah, Pearson mengatakan, mutu busana tiruan tidak bagus. Bisa dimengerti, harga satu tas perempuan Louis Vuitton asli --sebagai misal-- bisa sampai puluhan ribu dolar Amerika Serikat.

(G005/B002)