Indef proyeksi ekonomi triwulan II tumbuh 3,9 persen terdampak Lebaran
5 Mei 2023 17:46 WIB
Tangkapan layar - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam seminar daring yang diikuti di Jakarta, Jumat (5/5/2023). ANTARA/Aji Cakti
Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini sebesar 3,9 persen karena terdampak positif momentum Lebaran.
"Diproyeksikan ekonomi triwulan II 2023 akan menjadi pertumbuhan tertinggi 2023, di mana diperkirakan secara triwulanan akan tumbuh 3,9 persen," ujar Eko dalam seminar daring yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, memang belum pulih seperti tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi COVID-19 yakni bisa lebih dari 4 persen, tetapi kemungkinan kondisi pada triwulan II 2023 sudah lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya mengingat saat ini sedang menuju kondisi pemulihan.
"Kalau kita bicara soal bagaimana Lebaran pada beberapa tahun terakhir memang terjadi peningkatan dari triwulan II 2021 sebesar 3,30 persen, kemudian tumbuh sebesar 3,73 persen pada triwulan II 2022," katanya.
Baca juga: Menko Airlangga optimis ekonomi tumbuh 5,3 persen tahun 2023
Menurut Eko, hal ini menggambarkan dampak positif ekonomi Lebaran yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia.
"Memang mungkin setelah Lebaran 2023 akan ada beberapa event, namun saya melihat Lebaran masih menjadi event yang tertinggi," katanya.
Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa dampak ekonomi mudik Lebaran 2023 akan terlihat pada rilis pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun ini.
"Sebetulnya fenomena puasa dan juga Lebaran hampir sebagian besar dampaknya baru bisa terlihat secara statistik pada triwulan kedua tahun ini. Hal ini dikarenakan Puasa Ramadhan 2023 terjadi pada pekan terakhir Maret dan Lebaran terjadi pada April 2023. Artinya Bulan April secara ekonomi makro sudah masuk perhitungan PDB triwulan kedua 2023. Intinya adalah ketika momen Lebaran memang benar-benar mendorong perputaran ekonomi," kata Eko.
Baca juga: BPS: Kegiatan nasional dan internasional dorong pertumbuhan ekonomi
Sebelumnya, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang positif masih akan berlanjut ke triwulan II 2023.
Pernyataannya tersebut menanggapi data pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara pada triwulan II, ekonomi nasional akan ditopang oleh momen Lebaran yang berlangsung pada April. Menurut Piter, efek Lebaran umumnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
"Diproyeksikan ekonomi triwulan II 2023 akan menjadi pertumbuhan tertinggi 2023, di mana diperkirakan secara triwulanan akan tumbuh 3,9 persen," ujar Eko dalam seminar daring yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, memang belum pulih seperti tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi COVID-19 yakni bisa lebih dari 4 persen, tetapi kemungkinan kondisi pada triwulan II 2023 sudah lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya mengingat saat ini sedang menuju kondisi pemulihan.
"Kalau kita bicara soal bagaimana Lebaran pada beberapa tahun terakhir memang terjadi peningkatan dari triwulan II 2021 sebesar 3,30 persen, kemudian tumbuh sebesar 3,73 persen pada triwulan II 2022," katanya.
Baca juga: Menko Airlangga optimis ekonomi tumbuh 5,3 persen tahun 2023
Menurut Eko, hal ini menggambarkan dampak positif ekonomi Lebaran yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia.
"Memang mungkin setelah Lebaran 2023 akan ada beberapa event, namun saya melihat Lebaran masih menjadi event yang tertinggi," katanya.
Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa dampak ekonomi mudik Lebaran 2023 akan terlihat pada rilis pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun ini.
"Sebetulnya fenomena puasa dan juga Lebaran hampir sebagian besar dampaknya baru bisa terlihat secara statistik pada triwulan kedua tahun ini. Hal ini dikarenakan Puasa Ramadhan 2023 terjadi pada pekan terakhir Maret dan Lebaran terjadi pada April 2023. Artinya Bulan April secara ekonomi makro sudah masuk perhitungan PDB triwulan kedua 2023. Intinya adalah ketika momen Lebaran memang benar-benar mendorong perputaran ekonomi," kata Eko.
Baca juga: BPS: Kegiatan nasional dan internasional dorong pertumbuhan ekonomi
Sebelumnya, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang positif masih akan berlanjut ke triwulan II 2023.
Pernyataannya tersebut menanggapi data pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara pada triwulan II, ekonomi nasional akan ditopang oleh momen Lebaran yang berlangsung pada April. Menurut Piter, efek Lebaran umumnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: