Surabaya (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersikukuh menduetkan Khofifah Indar Parawansa dengan Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul sebagai pasangan calon gubernur dan wakilnya pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur periode 2014-2019.

"PKB sangat berharap keduanya bersatu dan kami akan berusaha melakukannya. Saat ini masih menunggu perkembangan berikutnya," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Lukmanul Khakim ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Rabu.

Ia menjelaskan, pihaknya optimistis jika keduanya digabungkan akan menjadi sebuah kekuatan besar di Jatim. Apalagi, hingga saat ini hanya ada tiga tokoh yang digadang-gadang sangat kuat dan berpeluang menjadi gubernur periode mendatang.

Selain Khofifah dan Gus Ipul, kata dia, Soekarwo yang saat ini tercatat sebagai gubernur masih sangat kuat dan berada di urutan teratas beberapa survei, terutama yang sudah dipublikasikan oleh beberapa lembaga maupun partai politik.

"Jika dua (Khofifah dan Gus Ipul) dari tiga kekuatan itu digabung, kami yakin bisa unggul. Apalagi, keduanya memiliki posisi berpengaruh di struktural Nahdlatul Ulama (NU). Kami optimistis jika keduanya bergabung, bisa membuat calon kuat lainnya tersisih," katanya.

Saat ini, Khofifah Indar Parawansa merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, sementara Gus Ipul tercatat sebagai salah satu Ketua Pengurus Besar NU.

Pada Senin (7/1), kedua telah menyampaikan visi dan misinya di hadapan Pengurus DPP PKB dan PBNU tentang Pilgub Jatim yang dijadwalkan berlangsung 29 Agustus 2013.

Lukmanul Khakim juga mengaku tak khawatir menipisnya perolehan suara, karena tidak ada sosok nasionalis pada pasangan Khofifah-Gus Ipul . Bahkan, pasangan tersebut akan membuat kekuatan kaum Nahdliyyin di Jatim menyatu

"Kami tidak khawatir meski berbasis massa hijau-hijau, karena justru malah sebaliknya. Pengalaman beberapa pemilukada di beberapa daerah, PKB mencalonkan pasangan satu partai, dan hasilnya sangat signifikan. Semoga menular ke Pilgub Jatim jika nantinya duet ini terealisasi," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, hingga sekarang belum adanya kesepakatan teknis untuk membicarakan siapa yang layak sebagai calon gubernur dan wakilnya. Hal itu yang saat ini masih menjadi pembahasan di kalangan internal.

Sementara itu, upaya penggabungan kedua mantan menteri tersebut mendapat dukungan dari Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. Dalam kunjungannya ke Jatim awal pekan ini, ia meminta keduanya menanggalkan kepentingan masing-masing.

"Ini bukan persoalan diskriminatif atau tidak. Di Jatim itu paling banyak warga NU-nya, sehingga sangat layak jika kadernya menjadi pemimpin. Para kiai dan ulama juga sudah kangen dan bermimpi ada dua kader NU berpolitik beriringan. Sementara soal siapa cagub maupun cawagubnya, terserah PKB. Itu persoalan teknis," katanya.

(ANTARA)