Megawati sebut 2023 hingga 2036 momentum jadikan Indonesia negara maju
5 Mei 2023 13:32 WIB
Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri (kiri) memberi paparan dalam seminar bertajuk “Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru”, di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023). ANTARA/Putu Indah Savitri
Badung (ANTARA) - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa tahun 2023 hingga 2036 menjadi peak time perubahan demografi untuk menjadikan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.
"Kita itu demografi yang bagusnya bisa mengangkat, dari disebut negara berkembang menjadi negara maju. Itu demografi 2023 ini, lalu 13 tahun ke depan itu peak time-nya. Setelah itu surut," ujar Megawati ketika menyampaikan paparan dalam seminar bertajuk "Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru" di Badung, Bali, Jumat.
Perhitungan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan bersama Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, serta para ahli ekonomi. "Bahwa dunia sekarang mengalami perubahan demografi," ucap Megawati.
Dia menambahkan perubahan demografi ini juga dialami oleh Indonesia dan waktu puncak Indonesia untuk mencapai titik perubahan dari negara berkembang menjadi negara maju berlangsung selama 13 tahun, yakni dari 2023 sampai 2036.
Baca juga: Pakar: Bonus demografi jadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
Oleh karena itu, guna memanfaatkan momentum perubahan demografi, Megawati mendorong seluruh jajaran pemerintah untuk dapat menciptakan masyarakat yang produktif.
Apabila momen puncak tersebut lewat, lanjut Megawati, fase selanjutnya adalah fenomena piramida terbalik, sebagaimana yang kini tengah dialami oleh Jepang, Korea Selatan, dan China.
Baca juga: Menteri PPN: Bonus demograsi untuk hindari jebakan kelas menengah
Adapun yang dimaksud dengan piramida terbalik adalah jumlah masyarakat usia lanjut atau lansia melebihi jumlah masyarakat usia produktif.
"Jadi, harus dipacu, bagaimana mereka bisa produktif. Maka kita bisa terangkat menjadi negara maju ke-4. (Yang pertama) China, India, Amerika, kita," katanya.
Megawati mengungkapkan bahwa topik inilah yang menjadi obrolan para ketua umum partai politik yang bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu.
"Nah, kemarin, waktu dikumpulkan ketum-ketum silaturahmi kan kalo beritanya woah, politik apa yang dibicarakan? Nggak ada. Silaturahmi, makan, sudah gitu, hanya bilang begini (perubahan demografi)," ujar Megawati.
Baca juga: Menko PMK: Revitalisasi vokasi kunci penting sambut bonus demografi
Baca juga: Bamsoet minta selaraskan bonus demografi dengan perkembangan teknologi
"Kita itu demografi yang bagusnya bisa mengangkat, dari disebut negara berkembang menjadi negara maju. Itu demografi 2023 ini, lalu 13 tahun ke depan itu peak time-nya. Setelah itu surut," ujar Megawati ketika menyampaikan paparan dalam seminar bertajuk "Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru" di Badung, Bali, Jumat.
Perhitungan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan bersama Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, serta para ahli ekonomi. "Bahwa dunia sekarang mengalami perubahan demografi," ucap Megawati.
Dia menambahkan perubahan demografi ini juga dialami oleh Indonesia dan waktu puncak Indonesia untuk mencapai titik perubahan dari negara berkembang menjadi negara maju berlangsung selama 13 tahun, yakni dari 2023 sampai 2036.
Baca juga: Pakar: Bonus demografi jadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
Oleh karena itu, guna memanfaatkan momentum perubahan demografi, Megawati mendorong seluruh jajaran pemerintah untuk dapat menciptakan masyarakat yang produktif.
Apabila momen puncak tersebut lewat, lanjut Megawati, fase selanjutnya adalah fenomena piramida terbalik, sebagaimana yang kini tengah dialami oleh Jepang, Korea Selatan, dan China.
Baca juga: Menteri PPN: Bonus demograsi untuk hindari jebakan kelas menengah
Adapun yang dimaksud dengan piramida terbalik adalah jumlah masyarakat usia lanjut atau lansia melebihi jumlah masyarakat usia produktif.
"Jadi, harus dipacu, bagaimana mereka bisa produktif. Maka kita bisa terangkat menjadi negara maju ke-4. (Yang pertama) China, India, Amerika, kita," katanya.
Megawati mengungkapkan bahwa topik inilah yang menjadi obrolan para ketua umum partai politik yang bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu.
"Nah, kemarin, waktu dikumpulkan ketum-ketum silaturahmi kan kalo beritanya woah, politik apa yang dibicarakan? Nggak ada. Silaturahmi, makan, sudah gitu, hanya bilang begini (perubahan demografi)," ujar Megawati.
Baca juga: Menko PMK: Revitalisasi vokasi kunci penting sambut bonus demografi
Baca juga: Bamsoet minta selaraskan bonus demografi dengan perkembangan teknologi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023
Tags: