Negara Afrika yang mengalami konflik itu telah dilanda kekerasan selama berminggu-minggu karena pertempuran antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
"Situasi di Sudan pelan-pelan menuju bencana, dan anak-anak semakin terperangkap dalam baku tembak," menurut pernyataan UNICEF.
"Anak-anak tinggal di tengah kekerasan yang menakutkan selama hampir tiga minggu, dan tak terhitung keluarga yang saat ini mengungsi ke tempat yang aman di Sudan dan di luar perbatasan," kata UNICEF.
Petugas kemanusiaan juga diserang, sementara fasilitas kemanusiaan, kendaraan dan pasokan --termasuk milik UNICEF-- telah dijarah atau dihancurkan, menurut pernyataan itu.
Serangan-serangan itu disebutkan telah mengganggu kemampuan organisasi untuk mencapai anak-anak di seluruh negeri dalam rangka memberikan layanan kesehatan yang menyelamatkan nyawa, nutrisi, air dan sanitasi.
Organisasi PBB tersebut meminta pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk mematuhi hukum internasional dengan memastikan kalangan petugas kemanusiaan dapat beroperasi di lapangan untuk memberikan bantuan bagi warga sipil yang membutuhkan.
Pertempuran baru-baru ini menewaskan sedikitnya 550 jiwa dan melukai lebih dari lima ribu lainnya. Perang itu juga membuat 100 ribu warga mengungsi ke negara-negara tetangga.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Serangan udara tetap terjadi padahal ada gencatan senjata di Sudan
Baca juga: PBB: Harga komoditas di Sudan melonjak