Ekonom: PDB 2013 akan capai 6,5 persen
8 Januari 2013 23:52 WIB
ilustrasi Foto udara wilayah ibukota dilihat dari kawasan Pantai Utara Jakarta, Rabu (2/1). Bank Indonesia menilai asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2013 sebesar 6,8 persen terlalu optimistis di tengah melemahnya ekspor Indonesia, dimana BI sebelumnya menyarankan asumsi pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 6,6-6,7 persen. (ANTARA/Andika Wahyu) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2013 diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 6,5 persen dari 6,3 persen pada 2012, kata Ekonom dari PT Indo Premier Securities Seto Wardono.
"Proyeksi pertumbuhan PDB diperkirakan alami akselerasi dari 6,3 persen di 2012 menjadi 6,5 persen di 2013," kata Seto saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga dan investasi akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013. Dukungan tambahan berasal dari bangkitnya ekspor, meskipun tidak terlalu besar.
"Komponen yang mendukung konsumsi rumah tangga dan investasi. Ekspor juga mengalami recovery walau tidak terlalu besar," katanya.
Sementara defisit anggaran diprediksi akan tetap ada untuk mempertahankan nilai tukar. Selain itu dibutuhkan peningkatan nilai tukar rupiah untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia. Pihaknya memperkirakan nilai tukar pada 2013 berkisar rata-rata Rp9.717 per dolar AS turun dibandingkan pada 2012 yang berkisar rata-rata Rp9.380 per dolar AS.
Seto juga menyatakan kebijakan ekonomi longgar akan terus diterapkan untuk mendukung permintaan domestik Indonesia pada 2013, diantaranya dengan tetap menerapkan subsidi tinggi untuk BBM dan mengurangi pendapatan tidak kena pajak. "Kami masih percaya ekonomi domestik masih kuat karena didukung kebijakan fiskal dan moneter yang longgar," katanya.
Bank Indonesia juga akan mempertahankan suku bunga acuan tetap rendah sehingga menarik masyarakat untuk melakukan pinjaman. Selain itu, kepercayaan konsumen yang kuat dapat juga meningkatkan permintaan domestik.
Data terbaru menunjukkan bahwa konsumen memiliki kepercayaan yang kuat pada penghasilan di masa depan, ketersediaan lapangan kerja, dan kondisi usaha. "Tingkat kepercayaan konsumen juga masih optimis walaupun di data terakhir BI turun tapi masih di level yang optimis," katanya.
(A064/Z002)
"Proyeksi pertumbuhan PDB diperkirakan alami akselerasi dari 6,3 persen di 2012 menjadi 6,5 persen di 2013," kata Seto saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga dan investasi akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013. Dukungan tambahan berasal dari bangkitnya ekspor, meskipun tidak terlalu besar.
"Komponen yang mendukung konsumsi rumah tangga dan investasi. Ekspor juga mengalami recovery walau tidak terlalu besar," katanya.
Sementara defisit anggaran diprediksi akan tetap ada untuk mempertahankan nilai tukar. Selain itu dibutuhkan peningkatan nilai tukar rupiah untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia. Pihaknya memperkirakan nilai tukar pada 2013 berkisar rata-rata Rp9.717 per dolar AS turun dibandingkan pada 2012 yang berkisar rata-rata Rp9.380 per dolar AS.
Seto juga menyatakan kebijakan ekonomi longgar akan terus diterapkan untuk mendukung permintaan domestik Indonesia pada 2013, diantaranya dengan tetap menerapkan subsidi tinggi untuk BBM dan mengurangi pendapatan tidak kena pajak. "Kami masih percaya ekonomi domestik masih kuat karena didukung kebijakan fiskal dan moneter yang longgar," katanya.
Bank Indonesia juga akan mempertahankan suku bunga acuan tetap rendah sehingga menarik masyarakat untuk melakukan pinjaman. Selain itu, kepercayaan konsumen yang kuat dapat juga meningkatkan permintaan domestik.
Data terbaru menunjukkan bahwa konsumen memiliki kepercayaan yang kuat pada penghasilan di masa depan, ketersediaan lapangan kerja, dan kondisi usaha. "Tingkat kepercayaan konsumen juga masih optimis walaupun di data terakhir BI turun tapi masih di level yang optimis," katanya.
(A064/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: