Kemenkes sebut imunisasi anak beri proteksi kesehatan lintas usia
4 Mei 2023 22:28 WIB
Tangkapan layar Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine dalam Seminar Media bertajuk: Ayo Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (4/5/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyebut bahwa imunisasi rutin lengkap yang disuntikkan kepada anak-anak dapat memberikan manfaat berupa proteksi kesehatan yang lebih kuat secara lintas kelompok usia.
“Kalau beberapa tahun yang lalu kita selalu menyampaikan imunisasi dasar lengkap, imunisasi dasar lengkap sekarang kita harus berubah menjadi imunisasi rutin lengkap. Jadi semua (jenis imunisasi) itu harus didapatkan oleh setiap anak di Indonesia,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine dalam Seminar Media bertajuk: Ayo Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Prima menuturkan imunisasi yang diberikan pada anak-anak, bisa melindungi masyarakat menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari suatu penyakit. Misalnya imunisasi rubella, vaksin yang diberikan bisa mencegah terjadinya sindrom rubella kongenital pada perempuan yang sedang memasuki usia kehamilan muda.
Penyakit itu merupakan suatu kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari kekeruhan lensa mata, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran dan keterlambatan perkembangan, keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.
Baca juga: IDAI: Imunisasi modal Indonesia bangun generasi berkualitas
Ia mengatakan bahwa imunisasi juga berperan dalam mencegah anak-anak terkena campak sejak usia mudanya. Dengan melengkapi dosis vaksinasi, kekebalan kelompok (herd immunity) terbentuk dengan baik dan mampu memproteksi kelompok-kelompok yang belum bisa mendapatkan imunisasi.
Guna memproteksi masyarakat di seluruh kalangan usia sejak anak-anak, hal yang diupayakan pemerintah adalah menambah jenis imunisasi pada anak yakni vaksin PCV untuk melawan pneumonia, vaksin Rotavirus (RV) dan Japanese Encephalitis (JE) untuk mencegah radang otak.
Sementara untuk usia sekolah disertakan pula vaksin HPV yang bisa mencegah anak perempuan terkena kanker serviks.
Dalam kesempatannya, Prima mengatakan program imunisasi yang pemerintah canangkan saat ini sudah mulai bisa diberikan setelah anak dilahirkan. Misalnya imunisasi untuk Hepatitis B, yang nanti bisa dilanjutkan dengan jenis vaksin lainnya.
Ia menyarankan saat ini orang tua juga bisa membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan multi imunisasi atau beragam jenis vaksin yang sudah ditentukan untuk diberikan sekaligus pada seorang anak dalam satu waktu tertentu.
Prima turut mengajak setiap orang tua untuk tidak abai dan membantu meningkatkan cakupan imunisasi, supaya kasus baru dari Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yakni polio, tetanus, campak dan rubella tidak ditemukan lagi.
“Jadi sudah jelas ya pemberian imunisasi itu tidak hanya sampai pada usia bayi saja, tapi harus dilanjutkan ketika anak menginjak usia sekolah. Kita pun sedang melakukan pendekatan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),” ucapnya.
Baca juga: Dokter sebut imunisasi booster pada anak di atas satu tahun penting
“Kalau beberapa tahun yang lalu kita selalu menyampaikan imunisasi dasar lengkap, imunisasi dasar lengkap sekarang kita harus berubah menjadi imunisasi rutin lengkap. Jadi semua (jenis imunisasi) itu harus didapatkan oleh setiap anak di Indonesia,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine dalam Seminar Media bertajuk: Ayo Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Prima menuturkan imunisasi yang diberikan pada anak-anak, bisa melindungi masyarakat menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari suatu penyakit. Misalnya imunisasi rubella, vaksin yang diberikan bisa mencegah terjadinya sindrom rubella kongenital pada perempuan yang sedang memasuki usia kehamilan muda.
Penyakit itu merupakan suatu kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari kekeruhan lensa mata, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran dan keterlambatan perkembangan, keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.
Baca juga: IDAI: Imunisasi modal Indonesia bangun generasi berkualitas
Ia mengatakan bahwa imunisasi juga berperan dalam mencegah anak-anak terkena campak sejak usia mudanya. Dengan melengkapi dosis vaksinasi, kekebalan kelompok (herd immunity) terbentuk dengan baik dan mampu memproteksi kelompok-kelompok yang belum bisa mendapatkan imunisasi.
Guna memproteksi masyarakat di seluruh kalangan usia sejak anak-anak, hal yang diupayakan pemerintah adalah menambah jenis imunisasi pada anak yakni vaksin PCV untuk melawan pneumonia, vaksin Rotavirus (RV) dan Japanese Encephalitis (JE) untuk mencegah radang otak.
Sementara untuk usia sekolah disertakan pula vaksin HPV yang bisa mencegah anak perempuan terkena kanker serviks.
Dalam kesempatannya, Prima mengatakan program imunisasi yang pemerintah canangkan saat ini sudah mulai bisa diberikan setelah anak dilahirkan. Misalnya imunisasi untuk Hepatitis B, yang nanti bisa dilanjutkan dengan jenis vaksin lainnya.
Ia menyarankan saat ini orang tua juga bisa membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan multi imunisasi atau beragam jenis vaksin yang sudah ditentukan untuk diberikan sekaligus pada seorang anak dalam satu waktu tertentu.
Prima turut mengajak setiap orang tua untuk tidak abai dan membantu meningkatkan cakupan imunisasi, supaya kasus baru dari Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yakni polio, tetanus, campak dan rubella tidak ditemukan lagi.
“Jadi sudah jelas ya pemberian imunisasi itu tidak hanya sampai pada usia bayi saja, tapi harus dilanjutkan ketika anak menginjak usia sekolah. Kita pun sedang melakukan pendekatan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),” ucapnya.
Baca juga: Dokter sebut imunisasi booster pada anak di atas satu tahun penting
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: