Siapa tak kenal Gunung Gamalama. Gunung api aktif ini menjulang seakan memayungi kota Ternate di Maluku Utara.

Gamalama adalah gunung stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan Pulau Ternate, Kepulauan Maluku.

Gunung bertinggi 1.715 meter di atas permukaan laut ini menyimpan misteri. Meski terus memuntahkan semburan abu, jumlah penduduk yang mendiami kaki gunung ini terus saja bertambah.

Banyak legenda hidup di sekitar Gamalama, salah satunya Danau Tolire, tepat di kaki gunung api tertinggi di Maluku Utara itu.

Terletak sekitar 10 kilometer dari Ternate itu, gunung ini seperti loyang raksasa. Danaunya berwarna hijau tua dengan kedalaman sekitar 100 meter dari permukaannya.

Warga Ternate mengenal dua danau di sekitar situ, yaitu Tolire Besar dan Tolire Kecil. Keduanya terpisah dalam jarak sekitar 200 meter.

"Kebanyakan orang bilang ini bekas kawah," kata Muhammad Nasir, warga setempat yang biasa berdagang makanan kecil di kawasan Danau Tolire.

Nasir menuturkan, menurut cerita masyarakat setempat, Danau Tolire dahulu adalah satu kampung yang ditinggali sekitar 1.200 jiwa.

Mitos itu menyebutkan Danau Tolire bermula dari sebuah pesta rakyat.

Layaknya pesta, maka tak lengkap tanpa minuman. Saat pesta berakhir, sang kepala suku yang sudah mabuk memanggil anak perempuannya ke dalam rumah, lalu terjadilah hubungan terlarang di antara mereka.

"Namanya adat di kampung yang masih menjunjung tinggi sopan santun. Satu orang saja yang berbuat maka sekampung akan merasakan akibatnya," tutur Nasir.

Mitos dan objek wisata

Saat subuh menjelang terdengar ayam jantan berkokok tiga kali. Seorang nenek mengabarkan bahwa kokok ayam ini bertanda tidak lama lagi kampung itu akan tenggelam.

Lalu, muncul mata air dari tungku tempat memasak di samping rumah kepala suku.

Begitu pancaran air kian membesar, orang-orang mulai panik, termasuk sang kepala suku yang berlari dengan hanya membawa selembar baju. Ia menginjak mata air itu, kemudian tiba-tiba tenggelamlah kampung tersebut.

"Anaknya juga berlari tapi agak jauh namun juga amblas sehingga kini dikenal dengan Danau Tolire kecil," ujar Nasir.

Itu hanya mitos yang mungkin membuat orang makin terpikat menyambangi danau ini.

Kenyataannya, Danau Tolire memang menyedot ketertarikan banyak orang. Ketenangan alam dan hijaunya hutan kaki Gunung Gamalama yang menaungi sekeliling danau, sungguh memiliki daya tarik magis.

Keunikan lain dari Danau Tolire adalah jarak antar-tebing hingga ke permukaan air yang cukup dalam sehingga membuat penasaran para pengunjung.

Pengunjung bisa melemparkan batu seukuran kelereng untuk mengetes kedalaman danau. Uniknya, hampir tidak ada batu yang bisa menyentuh permukaan air.

"Batu hanya jatuh sampai ke tebing sebelum mencapai air, seakan tersedot," kata Nasir seraya melemparkan batu yang tak disangkanya menyentuh permukaan air.

Nasir adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa melempar batu dengan mencapai permukaan Danau Tolire. Ia mengaku hanya melempar hari Minggu kala warga melancongi danau itu.

Danau Tolire tak bisa lepas dari Gunung Gamalama. Keduanya menyatu dan menawarkan daya tarik tersendiri.

Tidak lengkap rasanya jika ke Ternate tanpa mengunjungi danau ini.

Alam asri, hijau, sejuk nan hening membawa ketenangan menjadi daya tarik tersendiri, berbeda dari misalnya Danau Toba di Sumatera Utara yang sekelilingnya dipadati hotel dan penginapan.

Danau Tolire jelas objek wisata yang patut dikunjungi. Warga setempat menjadikannya sebagai destinasi wisata utama.

(D016/Z002)