Menkeu RI temui Menteri Korea bahas perkembangan ekonomi kedua negara
4 Mei 2023 18:23 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani (kanan) di Incheon, Korea Selatan, Rabu (03/05/2023), melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri & Menteri Ekonomi dan Keuangan Republik Korea Kyung-ho Choo (kiri). (ANTARA/HO-Instagram @smindrawati)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani di Incheon, Korea Selatan, Rabu (3/5), bertemu dengan Wakil Perdana Menteri & Menteri Ekonomi dan Keuangan Republik Korea Kyung-ho Choo untuk membahas perkembangan ekonomi Indonesia dan Korea Selatan baru-baru ini.
"Kami sepakat kedua negara dapat bekerja sama dalam kegiatan perdagangan dan investasi bilateral yang lebih kuat untuk mendukung pemulihan ekonomi masing-masing negara," ungkap Sri Mulyani dalam akun instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun menggali pandangan Korea Selatan terkait Keketuaan Indonesia pada perhelatan ASEAN 2023 di bidang kerja sama keuangan yakni tentang Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) Margin Options, fasilitas pembiayaan baru Regional Financial Arrangements/RFA, dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO).
Dia berharap Korea Selatan selalu memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menyelesaikan Kepemimpinan ASEAN Indonesia tahun 2023, termasuk tindak lanjut hasil kepemimpinan yang perlu dilakukan untuk tahun depan.
Tak hanya melakukan pertemuan dengan Menteri Korea, Sri Mulyani sebelumnya juga sempat bertemu dengan Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) Masatsugu Asakawa. Selama ini, keduanya begitu sering berjumpa dan bertukar pikiran mengenai perekonomian Indonesia dan Asia.
"Sebagai salah satu negara pendiri ADB pada tahun 1966 sekaligus pemilik saham terbesar keenam, Indonesia dan ADB begitu dekat," tuturnya.
Pada perjumpaan tersebut, ia mengungkapkan terdapat empat topik besar yang menjadi pembahasan yakni kontribusi Indonesia pada ADB, informasi terbaru mengenai Capital Adequacy Framework (CAF), mekanisme transisi energi, serta dukungan ADB terhadap ASEAN Infrastructure Fund Recapitalization pada keketuaan Indonesia kali ini.
Sri Mulyani menyebutkan diskusi tersebut sangat produktif dan berharap hubungan Indonesia dan ADB dapat terus terjaga kuat dan saling menguatkan.
Baca juga: Menkeu: Capaian prioritas ekonomi Keketuaan ASEAN beririsan dengan G20
Baca juga: Sri Mulyani sebut produktivitas kunci pertahankan pemulihan Asia
Baca juga: Menkeu: Pangsa perdagangan ASEAN ke Korea naik 82,8 persen sejak 2003
Baca juga: Menkeu bahas rencana investasi energi terbarukan dengan investor Korea
"Kami sepakat kedua negara dapat bekerja sama dalam kegiatan perdagangan dan investasi bilateral yang lebih kuat untuk mendukung pemulihan ekonomi masing-masing negara," ungkap Sri Mulyani dalam akun instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun menggali pandangan Korea Selatan terkait Keketuaan Indonesia pada perhelatan ASEAN 2023 di bidang kerja sama keuangan yakni tentang Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) Margin Options, fasilitas pembiayaan baru Regional Financial Arrangements/RFA, dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO).
Dia berharap Korea Selatan selalu memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menyelesaikan Kepemimpinan ASEAN Indonesia tahun 2023, termasuk tindak lanjut hasil kepemimpinan yang perlu dilakukan untuk tahun depan.
Tak hanya melakukan pertemuan dengan Menteri Korea, Sri Mulyani sebelumnya juga sempat bertemu dengan Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) Masatsugu Asakawa. Selama ini, keduanya begitu sering berjumpa dan bertukar pikiran mengenai perekonomian Indonesia dan Asia.
"Sebagai salah satu negara pendiri ADB pada tahun 1966 sekaligus pemilik saham terbesar keenam, Indonesia dan ADB begitu dekat," tuturnya.
Pada perjumpaan tersebut, ia mengungkapkan terdapat empat topik besar yang menjadi pembahasan yakni kontribusi Indonesia pada ADB, informasi terbaru mengenai Capital Adequacy Framework (CAF), mekanisme transisi energi, serta dukungan ADB terhadap ASEAN Infrastructure Fund Recapitalization pada keketuaan Indonesia kali ini.
Sri Mulyani menyebutkan diskusi tersebut sangat produktif dan berharap hubungan Indonesia dan ADB dapat terus terjaga kuat dan saling menguatkan.
Baca juga: Menkeu: Capaian prioritas ekonomi Keketuaan ASEAN beririsan dengan G20
Baca juga: Sri Mulyani sebut produktivitas kunci pertahankan pemulihan Asia
Baca juga: Menkeu: Pangsa perdagangan ASEAN ke Korea naik 82,8 persen sejak 2003
Baca juga: Menkeu bahas rencana investasi energi terbarukan dengan investor Korea
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: