Jakarta (ANTARA News) - Pilihan gaya hidup generasi muda Indonesia masa ini memberikan andil pada keselamatan lingkungan masa depan, kata Direktur Sajogyo Institute, Noer Fauzi Rachman, PhD.

"Contohnya, bungkus makanan. Anak muda sekarang pilih styrofoam atau daun pisang? Styrofoam baru bisa terurai seratus tahun, kalau daun pisang dua minggu, " katanya usai "Diskusi Hijau 2013 : Nasib Hutan Indonesia Ada di Tangan Generasi Muda" di Universitas Nasional, Jakarta, Selasa.

Dia juga mengatakan bahwa memilih produk dalam negeri selalu lebih baik dibanding memilih produk impor karena menggunakan produk impor sama dengan memberikan kontribusi pada kegiatan yang menghamburkan energi fosil.

"Indonesia tidak memproduksi terigu. Berapa kilometer yang ditempuh terigu untuk sampai ke mulut kita? 16.000 kilometer. Bandingkan dengan ubi, tidak sampai 100 kilometer," lanjut dia.

Pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengingatkan bahwa modernitas cenderung membawa aspek yang merusak alam.

"Manusia modern selalu punya dosa lingkungan. Semakin modern, orang bepergian lebih jauh. Naik pesawat, bahan bakarnya memakai energi fosil," katanya mencontohkan.

Oleh karena itu Fauzi mengingatkan kaum muda untuk membuat pilihan yang bijak bagi alam dalam mengonsumsi barang atau memanfaatkan jasa.

Fauzi mengatakan, pilihan gaya hidup generasi masa ini akan menentukan kondisi lingkungan generasi selanjutnya. "Generasi baru bisa dapat kondisi lebih buruk dari generasi sebelumnya," katanya.

(nan)