Ekspose tradisi masyarakatnya, China gelar acara budaya di Swiss
4 Mei 2023 15:26 WIB
Seorang wanita melintas di depan gedung Palais des Nations di Jenewa, Swiss. Sebuah acara pertukaran budaya digelar di Jenewa, yang memungkinkan pengunjung merasakan hangatnya budaya tradisional China sekaligus memberi kesempatan para pengunjung merasakan budaya tradisional negeri Tirai Bambu itu. ANTARA/Xinhua.
Jenewa (ANTARA) - Sebuah acara pertukaran budaya digelar di Palais des Nations di Jenewa, Swiss, yang memungkinkan pengunjung merasakan hangatnya budaya tradisional China sekaligus mendorong pertukaran dan pemahaman masyarakat antar-negara.
Menyaksikan pameran yang indah dari China "memungkinkan kita untuk lebih menghargai dan lebih memahami satu sama lain," ujar Madhu Seth, Presiden Asosiasi Istri Duta Besar Asia di Jenewa (Asian Ambassador's Wives Association Geneva).
Hal itu disampaikan Madhu Seth saat berpartisipasi dalam sebuah acara pertukaran budaya yang diselenggarakan pada Selasa (2/5) di Palais des Nations.
Acara yang bertajuk "Mengapresiasi Mahakarya Kaligrafi dan Lukisan serta Berbagi Masa Depan yang Indah" (Appreciating Masterpieces of Calligraphy and Painting and Sharing the Beautiful Future) ini meliputi pameran karya lukisan dan kaligrafi tradisional China, serta memberi kesempatan bagi para tamu untuk menyaksikan upacara minum teh tradisional dan mencicipi kudapan khas China.
Li Wenci, istri Duta Besar Chen Xu, Perwakilan Tetap China untuk Kantor PBB di Jenewa sekaligus satu dari dua penyelenggara acara itu, mengatakan bahwa budaya China mengadvokasi keharmonisan dan keindahan.
Dia berharap pertukaran dan pembelajaran bersama itu dapat digalakkan di antara semua negara.
Claire Bostock Tang, istri Direktur Jenderal Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) Daren Tang, menulis sebuah karakter bahasa Mandarin di atas kertas beras. "Karakter ini berarti 'kebersamaan,' 'harmoni,' dan 'keterkaitan,'" paparnya. Dia mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai karakter bahasa Mandarin ini.
Mette Hartmeyer, istri Duta Besar Tetap Pakistan untuk WTO, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia sangat mengapresiasi inisiatif-inisiatif ini "yang membuat kita dapat saling mengenal warisan budaya dan sejarah satu sama lain."
"Ini inisiatif yang luar biasa ... untuk membawa objek-objek budaya yang indah ini" kepada masyarakat di Jenewa dan komunitas internasional, sebut Sushma Pandey, istri dari Duta Besar Tetap India untuk Kantor PBB di Jenewa, kepada Xinhua.
Sekitar 60 orang, yang sebagian besar merupakan istri para duta besar dari 40 lebih negara untuk Kantor PBB di Jenewa, serta para pemimpin perempuan dari beberapa organisasi internasional, turut menghadiri acara tersebut.
Menyaksikan pameran yang indah dari China "memungkinkan kita untuk lebih menghargai dan lebih memahami satu sama lain," ujar Madhu Seth, Presiden Asosiasi Istri Duta Besar Asia di Jenewa (Asian Ambassador's Wives Association Geneva).
Hal itu disampaikan Madhu Seth saat berpartisipasi dalam sebuah acara pertukaran budaya yang diselenggarakan pada Selasa (2/5) di Palais des Nations.
Acara yang bertajuk "Mengapresiasi Mahakarya Kaligrafi dan Lukisan serta Berbagi Masa Depan yang Indah" (Appreciating Masterpieces of Calligraphy and Painting and Sharing the Beautiful Future) ini meliputi pameran karya lukisan dan kaligrafi tradisional China, serta memberi kesempatan bagi para tamu untuk menyaksikan upacara minum teh tradisional dan mencicipi kudapan khas China.
Li Wenci, istri Duta Besar Chen Xu, Perwakilan Tetap China untuk Kantor PBB di Jenewa sekaligus satu dari dua penyelenggara acara itu, mengatakan bahwa budaya China mengadvokasi keharmonisan dan keindahan.
Dia berharap pertukaran dan pembelajaran bersama itu dapat digalakkan di antara semua negara.
Claire Bostock Tang, istri Direktur Jenderal Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) Daren Tang, menulis sebuah karakter bahasa Mandarin di atas kertas beras. "Karakter ini berarti 'kebersamaan,' 'harmoni,' dan 'keterkaitan,'" paparnya. Dia mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai karakter bahasa Mandarin ini.
Mette Hartmeyer, istri Duta Besar Tetap Pakistan untuk WTO, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia sangat mengapresiasi inisiatif-inisiatif ini "yang membuat kita dapat saling mengenal warisan budaya dan sejarah satu sama lain."
"Ini inisiatif yang luar biasa ... untuk membawa objek-objek budaya yang indah ini" kepada masyarakat di Jenewa dan komunitas internasional, sebut Sushma Pandey, istri dari Duta Besar Tetap India untuk Kantor PBB di Jenewa, kepada Xinhua.
Sekitar 60 orang, yang sebagian besar merupakan istri para duta besar dari 40 lebih negara untuk Kantor PBB di Jenewa, serta para pemimpin perempuan dari beberapa organisasi internasional, turut menghadiri acara tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: