"Makanya, kemarin halal bihalal ditunda, tidak boleh kerumunan," kata Heru menjawab pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis.
Jika pandemi COVID-19 terus meningkat, kata Heru, ia juga akan meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit (RS) di Ibu Kota.
Heru juga mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker jika berada di tempat kerumunan.
Baca juga: Dinkes DKI: Pastikan imunitas tubuh terjaga ketika ikuti arus balik
Baca juga: Dinkes: Segera tes PCR untuk ketahui perkembangan Arcturus pascamudik
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama secara terpisah dalam keterangan tertulis, mengatakan bahwa situasi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali walaupun jumlah kasus positif dan kematian meningkat.
"'Positivity rate' (proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites) meningkat tajam, tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan," katanya.
Ia juga menyebut, prosentase pemakaian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit naik seminggu terakhir menjadi 16 persen, kematian 16 orang dan semua berumur 30 tahun ke atas.
"Masker dapat melindungi dari berbagai penyakit menular seperti batuk pilek oleh virus atau bakteri lainnya, campak, rubella, TBC, difteri,dll," ujar Ngabila.
Baca juga: Kemenkes imbau warga tetap pakai masker untuk cegah lonjakan COVID-19
Baca juga: Dinkes: Batuk dan demam jadi gejala dominan COVID-19 di Jakarta
Ngabila tidak merinci data peningkatan kasus COVID-19 yang dimaksud.
Berdasarkan data https://corona.jakarta.go.id/id, hingga 10 April 2023, total kasus positif COVID-19 aktif (masih dirawat) sebesar 1.944 orang dengan kesembuhan bertambah 316 orang sehingga totalnya menjadi 1.530.909 orang.
Sementara untuk penambahan kasus baru sebanyak 222 sehingga total 1.548.841 kasus dengan tidak ada laporan kasus meninggal sehingga total kasus meninggal tetap sebanyak 15.988 orang.
Artinya, prosentase kematian hanya satu persen, sedangkan kesembuhan 98,8 persen.