Jakarta (ANTARA News) - Presiden Suriah, Basyar al-Assad menolak bernegosiasi dengan boneka yang diciptakan oleh pihak Barat dan hanya ingin bernegosiasi dengan pelaku utama.

Presiden Suriah, Basyar al-Assad berbicara dengan penuh percaya diri sekitar satu jam sebelum sorak-sorai pendukungnya yang kadang terputus-- berteriak dan bertepuk tangan-- di salah satu titik mengangkat tangan dan menyanyikan 'dengan darah dan jiwa kita berkorban untuk kamu, O Basyar!'. Pidato publik dilakukan di gedung opera yang dihadiri oleh pendukung setianya, di pusat kota Damaskus, Minggu.

Basyar menolak gerakan oposisi karena merupakan boneka yang direkayasa oleh pihak Barat, dan mengatakan bahwa Suriah ingin bernegosiasi dengan 'pelaku utama bukan boneka'.

"Suriah tidak menolak tindakan diplomatik tetapi bersikeras tidak akan bernegosiasi dengan pihak-pihak dengan ide 'teroris', " kata Basyar.

"Ada pihak-pihak yang mencari perpecahan dan melemahkan Suriah. Tapi Suriah menjadi lebih kuat... dan akan tetap berdaulat... dan ini adalah hal yang mengganggu Barat," tambah Basyar lagi.

Ia mengeluhkan penderitaan rakyat di tengah perang sipil, dengan mengatakan sebagai "awan hitam yang terjadi di setiap sudut".

Basyar menetapkan serangkaian langkah-langkah yang menurutnya akan memberikan solusi untuk krisis. Pertama, menghentikan kekuatan dari pihak luar untuk mempersenjatai pihak yang disebutnya sebagai 'kelompok teroris'.

Kemudian, pihak militer akan menunda operasi militer, sementara menyatakan dirinya berhak mempertahankan kepentingan negara.

Setelah itu, pemerintah akan menghubungi apa yang disebutnya "Suriah individu dan partai politik', untuk terlibat dalam pertemuan dialog nasional.

Pertemuan akan membentuk sebuah piagam nasional yang akan dimasukkan ke sebuah referendum yang mengarah ke pemerintahan baru dan pemilu parlemen.

Ini merupakan pidato kepada publik pertama sejak Juni 2012. Ini juga menjadi komentar pemimpin berusia 47 tahun sejak November 2012, saat ia mengesampingkan saran supaya dia pergi ke pengasingan untuk mengakhiri perang sipil dan mengatakan kepada TV Rusia bahwa dia akan 'hidup dan mati' di Suriah.
(E012)