Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlowi mengatakan pengamanan di Gedung MUI Pusat tidak diperketat usai insiden penembakan, Selasa.

"Tidaklah, biasa saja keamanan di MUI selama ini, standar saja. Prosedur standar saja karena memang tidak ada apa-apa sebenarnya itu, biasa saja," kata Masduki Baidlowi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu menambahkan tidak ada penambahan petugas keamanan, melainkan meningkatkan kondisi pengamanan di Gedung MUI Pusat, Jakarta.

"Kalau tambahan (pengamanan) tidak, tapi kalau mendisiplinkan tingkat keamanannya, mungkin koordinasi dengan pihak kepolisian lebih intensif, tapi kan tidak perlu dipergawat," tambahnya.

Baca juga: Pelaku penembakan di Kantor MUI meninggal dunia

Masduki pun menyebut Wapres Ma'ruf Amin sudah mengetahui insiden penembakan tersebut dan tidak menginstruksikan hal khusus untuk MUI.

"Tidak ada (instruksi khusus) karena (penembakan) itu kan tidak ada hubungan dengan masalah internal MUI, apalagi orang ini sebelumnya mengaku nabi, katanya. Kalau dia mengaku nabi selama ini, ya ajaran-ajaran yang nyeleneh-nyeleneh begitu, dan MUI selama ini punya tugas membina dan membimbing pihak-pihak yang ajaran-ajarannya keluar dari mainstream dari umat Islam ahlussunnah wal jama'ah," jelasnya.

Terhadap hal-hal yang menyimpang tersebut, Masduki mengatakan MUI biasanya melakukan tugas-tugas pembimbingan.

"Sehingga, saat memberikan bimbingan, bisa jadi ada yang suka dan tidak suka," imbuhnya.

Baca juga: Wapres Ma'ruf minta kepolisian usut tuntas penembakan di kantor MUI

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto mengatakan pelaku penembakan di Gedung MUI Pusat, Jakarta, adalah seorang laki-laki berusia sekitar 60 tahun dan berdomisili di Lampung.

Wakil Sekjen MUI Bidang Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa Arif Fahrudin mengatakan penembakan tersebut mengakibatkan dua orang staf MUI Pusat mengalami luka-luka karena terkena serpihan kaca dan gesekan peluru.

Arif juga mengatakan pelaku sebelumnya pernah mendatangi Kantor MUI dan dua kali mengirimkan surat untuk pimpinan MUI. Kemudian, Selasa, pelaku datang kembali ke MUI Pusat untuk menemui pimpinan.

Penembakan di Gedung MUI Pusat, Jakarta, terjadi pada Selasa siang, sekitar pukul 11.30 WIB. Pelaku menggunakan senjata jenis airsoft gun dan mengakibatkan kaca pintu masuk Gedung MUI Pusat tersebut pecah.

Baca juga: MUI imbau masyarakat tak terpancing dengan insiden penembakan