Dua korban kapal cepat tenggelam belum ditemukan
4 Januari 2013 22:34 WIB
ilustrasi Sebuah kapal tradisional yang melayani transportasi antar pulau di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), berlabuh di Pelabuhan Saumlaki, MTB, Maluku. (FOTO ANTARA/Embong Salampessy)
Ambon (ANTARA News) - Dua dari 11 penumpang kapal cepat yang tenggelam di perairan Warabal, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Kamis (3/1) pukul 14.00 WIT, hingga kini belum ditemukan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, Jumat, mengatakan dua korban tersebut teridentifikasi bernama James Ohoira dan Merlin Tabalubun.
"Dalam musibah itu, korban meninggal sebanyak enam orang, yakni Rudi Katabal, Sisilya Lefmanut, Rengli Lefmanut, Ujang Tabalubun, Masbait Toatubun dan Gete Toatubun," katanya.
Ia menambahkan, sedangkan penumpang yang selamat yakni Sugeng Katabal, Kores Lefmanut dan Bilmas Lefmanut.
"Pencarian lintas sektoral dengan mengerahkan 10 kapal masih intensif dilakukan untuk mencari James dan Merlin," ujar Kifly.
Menurut dia, kapal cepat naas tersebut tenggelam akibat cuaca di laut bergelombang tinggi yang disertai hujan lebat.
"Pencarian juga terhambat karena kapal berkapasitas kecil sehingga kesulitan beroperasi dengan cuaca di laut tidak bersahabat," kata Kifly.
Ia mengimbau masyarakat untuk mematuhi peringatan dini kondisi cuaca yang disampaikan BMKG dan diteruskan ke masing-masing bupati maupun wali kota di Maluku.
"Perhatikan kondisi kapal maupun cuaca laut sebelum berangkat agar tidak mengalami musibah," tegas Kifly.
Ia juga meminta Adpel maupun petugas pelabuhanbila perlu bisa menangguhkan dan melarang kapal berangkat.
(L005/E005)
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, Jumat, mengatakan dua korban tersebut teridentifikasi bernama James Ohoira dan Merlin Tabalubun.
"Dalam musibah itu, korban meninggal sebanyak enam orang, yakni Rudi Katabal, Sisilya Lefmanut, Rengli Lefmanut, Ujang Tabalubun, Masbait Toatubun dan Gete Toatubun," katanya.
Ia menambahkan, sedangkan penumpang yang selamat yakni Sugeng Katabal, Kores Lefmanut dan Bilmas Lefmanut.
"Pencarian lintas sektoral dengan mengerahkan 10 kapal masih intensif dilakukan untuk mencari James dan Merlin," ujar Kifly.
Menurut dia, kapal cepat naas tersebut tenggelam akibat cuaca di laut bergelombang tinggi yang disertai hujan lebat.
"Pencarian juga terhambat karena kapal berkapasitas kecil sehingga kesulitan beroperasi dengan cuaca di laut tidak bersahabat," kata Kifly.
Ia mengimbau masyarakat untuk mematuhi peringatan dini kondisi cuaca yang disampaikan BMKG dan diteruskan ke masing-masing bupati maupun wali kota di Maluku.
"Perhatikan kondisi kapal maupun cuaca laut sebelum berangkat agar tidak mengalami musibah," tegas Kifly.
Ia juga meminta Adpel maupun petugas pelabuhanbila perlu bisa menangguhkan dan melarang kapal berangkat.
(L005/E005)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: