Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara Republik Indonesia mengungkapkan dua terduga teroris yang tewas tertembak di Makassar, Sulawesi Selatan adalah termasuk jaringan Poso.

"Pada kegiatan terkait masalah penyelidikan dan penyidikan kelompok teror ini, sebagaimana kita ketahui terkait jaringan yang ada di Poso, Densus telah meluaskan wilayah penyelidikannya tidak hanya fokus di Poso, tapi juga Sulsel," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.

Kasus yang pernah terjadi adalah upaya pelemparan bahan peledak pada 11 November 2011 pada sebuah acara yang dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, katanya.

"Dan saat itu ditangkap dua orang, pertama adalah Awang dan berkembang kepada Andika. Dari hasil proses penyelidikan pengembangan dari yang bersangkutan terus dilakukan karena berkaitan dengan kelompok-kelompok Poso khususnya berkaitam dengan saudara Santoso," kata Boy.

Setelah diintai selama 1,5 bulan, para terduga teroris ini ditangkap Jumat pagi tadi di Makassar di belakang Rumah Sakit Regional Wahidin Sudirohusodo, katanya.

"Namun pada proses penangkapan itu dengan terpaksa petugas kita kembali melumpuhkan dengan tembakan kepada yang terduga kelompok teror, peristiwa terjadi pada pukul 10.30 WITA," kata Boy.

Kedua terduga teroris yang ditangkap itu adalah Syamsuddin alias Asman alias Abu Uswah lahir di Palopo pada 31 Mei 1978 yang beralamat di Kelurahan Pacarakan, Makassar. Kedua, Ahmad Kholil alias Hasan alias Kholid yang lahir di Palopo pada 27 Juli 1977 yang berdomisili di Keluraham Sudiyang, Makassar.

"Jadi dari mereka ditemukan barang bukti senjata jenis FN dan juga granat manggis yang telah berhasil diamankan dan disita oleh petugas," kata Boy.

Dua orang ini diduga kuat kelompok yang pernah memfasilitasi Santoso, selama berada di Sulawesi Selatan dan juga terkait dalam kelompok yang membunuh dua polisi di Taman Jeka, kata Boy.

(S035/R021)