Ukraina undur diri dari kejuaraan judo karena kehadiran tentara Rusia
1 Mei 2023 23:40 WIB
Arsip-Foto judoka Ukraina Daria Bilodid setelah memenangi pertandingan kelas di bawah 57 kilogram putri melawan Telma Monteilro pada turnamen Grand Slam Judo Paris 2023, di Paris, Prancis, 4 Februari 2023. (ANTARA/AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT)
Jakarta (ANTARA) - Ukraina mengundurkan diri dari Kejuaraan Judo Dunia di Qatar karena kehadiran atlet Rusia yang menurut mereka merupakan tentara aktif.
Federasi Judo Internasional (IJF) mengizinkan judoka-judoka asal Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi pada Kejuaraan Judo Dunia di Doha, Qatar, dengan syarat melakukannya sebagai atlet netral.
Namun federasi judo Ukraina dalam pernyataannya menyebut bahwa sebagian besar anggota tim Rusia merupakan atlet-atlet yang bertugas aktif di angkatan bersenjata Rusia, demikian dikutip dari AFP.
Para atlet itu dianggap merupakan bagian dari kelompok tentara yang menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.
Federasi judo Ukraina menambahkan bahwa tentara Rusia masih melakukan pertempuran dalam skala brutal di kawasan mereka, menembaki kota-kota di Ukraina dan warga sipil setiap hari, serta membunuh warga sipil dan anak-anak.
"Sebaliknya, lebih dari 250 atlet Ukraina memberikan hidup mereka untuk membela negara. Sebagian di antara mereka adalah atlet judo," tambahnya.
Baca juga: Ukraina larang tim olahraganya ikuti Olimpiade yang libatkan Rusia
Federasi judo Ukraina menilai tidak melihat adanya netralitas, kondisi yang setara, dan jembatan perdamaian seperti yang tercantum dalam Resolusi IJF atas kehadiran atlet dari Rusia dan Belarusia pada Kejuaraan Judo Dunia.
Mereka menilai hal itu justru merupakan kontradiksi dari rekomendasi terkini Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 28 Maret yang menyatakan bahwa status atlet netral hanya dapat diberikan kepada atlet yang bukan merupakan anggota militer.
Pada bulan lalu, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan atlet-atlet Rusia dan Belarusia dilarang mengikuti kompetisi internasional. Larangan itu juga mencakup pada atlet yang mendukung peperangan, serta atlet-atlet yang dikontrak militer Rusia dan Belarusia atau perusahaan keamanan nasional kedua negara tersebut.
Para atlet Rusia dan Belarusia menghadapi sanksi di berbagai cabang olahraga sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun lalu.
Saat serangan Rusia memasuki tahun kedua, IOC merekomendasikan untuk mengizinkan para atlet Rusia dan Belarusia bertanding di ajang internasional dengan menyandang status atlet netral. Meski demikian IOC belum mengambil keputusan terkait keikutsertaan atlet Rusia mengikuti Olimpiade Paris tahun depan.
Baca juga: Atlet Rusia dan Belarus diizinkan berlaga di Kejuaraan Dunia Taekwondo
Baca juga: 262 atlet Ukraina terbunuh dalam perang lawan Rusia
Federasi Judo Internasional (IJF) mengizinkan judoka-judoka asal Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi pada Kejuaraan Judo Dunia di Doha, Qatar, dengan syarat melakukannya sebagai atlet netral.
Namun federasi judo Ukraina dalam pernyataannya menyebut bahwa sebagian besar anggota tim Rusia merupakan atlet-atlet yang bertugas aktif di angkatan bersenjata Rusia, demikian dikutip dari AFP.
Para atlet itu dianggap merupakan bagian dari kelompok tentara yang menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.
Federasi judo Ukraina menambahkan bahwa tentara Rusia masih melakukan pertempuran dalam skala brutal di kawasan mereka, menembaki kota-kota di Ukraina dan warga sipil setiap hari, serta membunuh warga sipil dan anak-anak.
"Sebaliknya, lebih dari 250 atlet Ukraina memberikan hidup mereka untuk membela negara. Sebagian di antara mereka adalah atlet judo," tambahnya.
Baca juga: Ukraina larang tim olahraganya ikuti Olimpiade yang libatkan Rusia
Federasi judo Ukraina menilai tidak melihat adanya netralitas, kondisi yang setara, dan jembatan perdamaian seperti yang tercantum dalam Resolusi IJF atas kehadiran atlet dari Rusia dan Belarusia pada Kejuaraan Judo Dunia.
Mereka menilai hal itu justru merupakan kontradiksi dari rekomendasi terkini Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 28 Maret yang menyatakan bahwa status atlet netral hanya dapat diberikan kepada atlet yang bukan merupakan anggota militer.
Pada bulan lalu, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan atlet-atlet Rusia dan Belarusia dilarang mengikuti kompetisi internasional. Larangan itu juga mencakup pada atlet yang mendukung peperangan, serta atlet-atlet yang dikontrak militer Rusia dan Belarusia atau perusahaan keamanan nasional kedua negara tersebut.
Para atlet Rusia dan Belarusia menghadapi sanksi di berbagai cabang olahraga sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun lalu.
Saat serangan Rusia memasuki tahun kedua, IOC merekomendasikan untuk mengizinkan para atlet Rusia dan Belarusia bertanding di ajang internasional dengan menyandang status atlet netral. Meski demikian IOC belum mengambil keputusan terkait keikutsertaan atlet Rusia mengikuti Olimpiade Paris tahun depan.
Baca juga: Atlet Rusia dan Belarus diizinkan berlaga di Kejuaraan Dunia Taekwondo
Baca juga: 262 atlet Ukraina terbunuh dalam perang lawan Rusia
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: