Manila (ANTARA News) - Saat ini terdapat 1,2 juta senjata api resmi beredar di Filipina dan sekitar 600.000 lainnya merupakan senjata api tak berizin alias ilegal.
"Ada banyak orang dengan senjata di sini. Ada warga sipil dengan senjata, bahkan tanpa izin resmi untuk melakukan. Mereka dapat menemukan di jalan-jalan," kata seorang petugas kepolisian.
Hari ini, seorang pria bersenjata menewaskan sedikitnya tiga orang dan beberapa orang lainnya terluka di pinggiran ibu kota Filipina.
Pria itu mengamuk di satu daerah perumahan kumuh dan pasar sekitar 40 kilometer (25 mil) selatan Manila. Aksi pria bersenjata itu baru berakhir setelah ditembak mati, kata kepala polisi Kabupaten Jaime Rollon.
Rollon mengidentifikasi tersangka sebagai penduduk lokal bernama Ronald Pae, namun mengatakan motifnya belum diketahui.
Penembakan itu terjadi di tengah perdebatan budaya pistol tanpa hukum di Filipina, yang dipicu oleh kematian seorang gadis tujuh tahun akibat ditembak pada malam pergantian tahun.
Stephanie Ella, si gadis malang, sedang menonton kembang api bersama ayahnya di luar rumah mereka di pinggiran kota Manila saat peluru melesak ke bagian kepalanya.
"Kejadian ini seharusnya tidak diperbolehkan untuk menjadi hanya statistik saja," kata Wakil Presiden Jejomar Binay saat menanggapi kematian Ella.
"Kami memiliki hukum yang cukup untuk menghukum tetapi masalah selalu dalam penegakan hukum," katanya.
(H-AK)
600,000 senjata api gelap beredar di Filipina
4 Januari 2013 15:10 WIB
Ilustrasi (FOTO ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: