"Jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, kebijakan satu arah atau sistem one way mampu mengurangi durasi kemacetan, sehingga tidak separah tahun lalu," kata pengamat transportasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Helga Yermadona di Bukittinggi, Sabtu.
Baca juga: DPRD ingatkan titik macet Sumbar bukan hanya jalur Padang-Bukittinggi
Menurutnya, aktivitas pasar tradisional pada beberapa ruas jalan satu arah juga turut mempengaruhi potensi kemacetan.
"Kondisi lalu lintas di persimpangan setelah berakhirnya satu arah pada pukul 16.00, terjadi penumpukan kendaraan menunggu dibukanya akses dua arah kembali, ini juga harus diperhatikan," kata Helga.
Ia mengatakan pada saat penerapan satu arah masih ada potensi kecelakaan akibat beberapa kendaraan, apalagi sepeda motor yang melanggar kebijakan satu arah sesuai jam operasional.
"Hal ini perlu dikaji lebih lanjut apakah nantinya perlu ada perbaikan geometrik seperti pembangunan simpang susun atau rekayasa lalu lintas," kata dia.
Ia berharap ke depannya dalam mengurangi kemacetan Padang-Bukittinggi, kebijakan satu arah bisa dilakukan kembali untuk mengurangi kemacetan pada akhir pekan hari Sabtu dan Minggu atau kemacetan pada hari libur lainnya.
Baca juga: Polresta Bukittinggi imbau pengendara Bukittinggi-Padang patuhi aturan
Baca juga: Tabrakan beruntun Padang Lua, jalur Bukittinggi-Padang Panjang macet
Jalur satu arah adalah cara untuk mengubah jalur yang tadinya diperuntukkan bagi kendaraan dari dua arah menjadi satu arah saja.
Kebijakan jalur satu arah ini diberlakukan dari tiga hari jelang Idul Fitri tanggal 19 April 2023 sampai tiga hari setelah Lebaran 25 April 2023, dengan jam operasional sejak pukul 12.00-16.00 yang dilaksanakan sesuai Pengumuman Gubernur Provinsi Sumatera Barat No. 550/317/DISHUB-SB/IV/2023.
Kendaraan dari arah Padang-Bukittinggi yang merupakan dua kota terbesar di Sumbar diberlakukan satu arah dari Simpang Sicincin ke Padang Panjang hingga Padang Lua, sementara untuk arah Bukittinggi ke Padang melewati Malalak.