Laporan dari China
China protes Filipina setelah kapal nyaris tabrakan
28 April 2023 21:19 WIB
Foto arsip - Tangkapan layar video KRI Tjiptadi-381 yang beroperasi di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I menghalau kapal Coast Guard China saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto yang diambil tanggal 30 Desember 2019 itu, KRI Tjiptadi-381 menghalau kapal Coast Guard China untuk menjaga kedaulatan wilayah dan keamanan di kawasan sekaligus menjaga stabilitas di wilayah perbatasaan. ANTARA FOTO/HO/Dispen Koarmada I/pras.
Beijing (ANTARA) - China mengajukan protes keras terhadap Filipina atas insiden yang menyebabkan kapal kedua negara nyaris bertabrakan di perairan Laut China Selatan.
"China memprotes keras dan menyesalkan kejadian itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di Beijing, Jumat.
Dia mendesak Filipina menghormati kedaulatan dan hak serta kepentingan China di Laut China Selatan, serta meminta Manila berhenti melakukan tindakan yang dapat memperkeruh situasi.
Mao menuduh dua kapal Angkatan Laut Filipina menyusup ke perairan sekitar atol Renai pada 23 April tanpa mendapatkan izin dari otoritas China.
Atol Renai merupakan bagian dari Kepulauan Nansha yang diklaim sebagai wilayah China.
Baca juga: Filipina, China berkomitmen selesaikan masalah Laut China Selatan
"Salah satu dari kapal itu sengaja melakukan tindakan provokatif dengan mendekati kapal Angkatan Laut China," kata Mao dalam pengarahan pers rutin.
Menurut dia, kapal China melakukan manuver secara terkendali untuk menghindari tabrakan dengan kapal Filipina.
"Yang perlu saya tekankan bahwa penyusupan kapal Filipina yang membawa para jurnalis ke perairan atol Renai merupakan provokasi terencana yang sengaja untuk menciptakan gesekan dan menyalahkan pihak China," kata Mao.
Insiden ini terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri China Qin Gang bertemu Menlu Filipina Enrique Manalo di Manila pada 22 April.
Baca juga: Filipina prihatin atas Taiwan tetapi junjung kebijakan "satu-China"
"China memprotes keras dan menyesalkan kejadian itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di Beijing, Jumat.
Dia mendesak Filipina menghormati kedaulatan dan hak serta kepentingan China di Laut China Selatan, serta meminta Manila berhenti melakukan tindakan yang dapat memperkeruh situasi.
Mao menuduh dua kapal Angkatan Laut Filipina menyusup ke perairan sekitar atol Renai pada 23 April tanpa mendapatkan izin dari otoritas China.
Atol Renai merupakan bagian dari Kepulauan Nansha yang diklaim sebagai wilayah China.
Baca juga: Filipina, China berkomitmen selesaikan masalah Laut China Selatan
"Salah satu dari kapal itu sengaja melakukan tindakan provokatif dengan mendekati kapal Angkatan Laut China," kata Mao dalam pengarahan pers rutin.
Menurut dia, kapal China melakukan manuver secara terkendali untuk menghindari tabrakan dengan kapal Filipina.
"Yang perlu saya tekankan bahwa penyusupan kapal Filipina yang membawa para jurnalis ke perairan atol Renai merupakan provokasi terencana yang sengaja untuk menciptakan gesekan dan menyalahkan pihak China," kata Mao.
Insiden ini terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri China Qin Gang bertemu Menlu Filipina Enrique Manalo di Manila pada 22 April.
Baca juga: Filipina prihatin atas Taiwan tetapi junjung kebijakan "satu-China"
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: