Tarian Lufut asal NTT tercatat dalam Rekor MURI
28 April 2023 19:10 WIB
Direktur Marketing Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Awan Raharjo (kiri), memberikan piagam Rekor MURI tarian Lufut kepada Kepala BI wilayah NTT S. Donny H. Heatubun (kedua kiri), disaksikan Pjs walikota Kupang George Hadjo (kanan) usai menerima piagam Rekor MURI tarian Lufut di Kupang, NTT, Jumat (28/4/2023). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Kupang (ANTARA) - Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatatkan nama tarian Lufut, tarian asal Timor Helong Nusa Tenggara Timur dalam daftar Rekor MURI dengan nomor 10.920.
Direktur Marketing MURI, Awan Raharjo kepada wartawan di Kupang, Jumat sore mengatakan bahwa dicatatnya tarian Lufut dalam daftar rekor MURI karena berhasil menampilkan tarian dengan peserta terbanyak.
“Ada sekitar 2.770 pelajar yang menari dan ini merupakan catatan terbanyak dan merupakan yang pertama di dunia,” katanya.
Rekor MURI itu diberikan kepada Bank Indonesia wilayah NTT yang sudah menginisiasi pergelaran tarian Lufut tersebut yang merupakan warisan budaya masyarakat adat Timor.
Dia mengatakan bahwa apresiasi itu diberikan sebagai bagian dari upaya lembaga MURI untuk mendukung berbagai budaya ataupun berbagai kegiatan lain yang menghadirkan peserta dengan jumlah yang banyak.
Baca juga: Ribuan pelajar di Kota Kupang ikut tarian Lufut
Baca juga: Tarian Hegong Maumere meriahkan City Tour peserta IAWP di Labuan Bajo
Awan mengatakan bahwa dengan adanya penghargaan dan tercatat dalam rekor MURI itu, seni dan budaya tetap dijaga dan rawat sehingga kelak bisa dirasakan dan diketahui juga oleh generasi selanjutnya.
“Tarian yang diperagakan oleh anak-anak pelajar ini juga sangat tepat sekali, karena nantinya para pelajar inilah yang akan menjaga dan melestarikan budaya khususnya tarian Lufut tersebut,” ujar dia.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan jumlah peserta tarian dengan metode perhitungan manual terdapat 2.770 orang yang terlibat, namun setelah dicek lagi jumlahnya ada sekitar 3.000an pelajar yang terlibat.
“Namun momentum penyelenggaraan ini karena dalam peringatan HUT ke-27 Kota Kupang dan 70 tahun Bank Indonesia, maka angka yang tercatat resmi di MURI adalah 2.770,” tambah dia.
Beberapa pelajar yang terlibat dalam tarian Lufut mengaku bangga karena bisa mencatatkan nama tarian tersebut sebagai rekor MURI.
Seorang pelajar SMP N 1 Kota Kupang Alex Riwu ditemui di sela-sela persiapan untuk menari mengakui bahwa cuacanya sangat panas, tetapi dia mengaku hal tersebut bukan masalah.
"Walaupun panas tetapi tidak apa-apa, karena ini juga untuk mempromosikan budaya kita," ujar dia.
Tarian Lufut sendiri adalah sebuah tarian yang mengisahkan kebersamaan masyarakat Timor pada zaman dahulu yang bergotong royong dalam membangun ladang baru atau membangun rumah.
Selain itu juga dalam proses merontokkan padi yang baru saja dipanen dengan menggunakan kaki. Untuk melepaskan bulir-bulir padi digunakan kaki secara bersama-sama.
Sedangkan dalam membangun rumah, tanah yang baru saja ditimbun akan diinjak serta diratakan dengan kaki secara bersama-sama hingga tanah menjadi padat dan kokoh.
Baca juga: Tim ekspedisi pulau terluar disambut tarian hedung-seleng
Baca juga: Peserta Sail Indonesia disuguhkan tarian tradisional NTT
Direktur Marketing MURI, Awan Raharjo kepada wartawan di Kupang, Jumat sore mengatakan bahwa dicatatnya tarian Lufut dalam daftar rekor MURI karena berhasil menampilkan tarian dengan peserta terbanyak.
“Ada sekitar 2.770 pelajar yang menari dan ini merupakan catatan terbanyak dan merupakan yang pertama di dunia,” katanya.
Rekor MURI itu diberikan kepada Bank Indonesia wilayah NTT yang sudah menginisiasi pergelaran tarian Lufut tersebut yang merupakan warisan budaya masyarakat adat Timor.
Dia mengatakan bahwa apresiasi itu diberikan sebagai bagian dari upaya lembaga MURI untuk mendukung berbagai budaya ataupun berbagai kegiatan lain yang menghadirkan peserta dengan jumlah yang banyak.
Baca juga: Ribuan pelajar di Kota Kupang ikut tarian Lufut
Baca juga: Tarian Hegong Maumere meriahkan City Tour peserta IAWP di Labuan Bajo
Awan mengatakan bahwa dengan adanya penghargaan dan tercatat dalam rekor MURI itu, seni dan budaya tetap dijaga dan rawat sehingga kelak bisa dirasakan dan diketahui juga oleh generasi selanjutnya.
“Tarian yang diperagakan oleh anak-anak pelajar ini juga sangat tepat sekali, karena nantinya para pelajar inilah yang akan menjaga dan melestarikan budaya khususnya tarian Lufut tersebut,” ujar dia.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan jumlah peserta tarian dengan metode perhitungan manual terdapat 2.770 orang yang terlibat, namun setelah dicek lagi jumlahnya ada sekitar 3.000an pelajar yang terlibat.
“Namun momentum penyelenggaraan ini karena dalam peringatan HUT ke-27 Kota Kupang dan 70 tahun Bank Indonesia, maka angka yang tercatat resmi di MURI adalah 2.770,” tambah dia.
Beberapa pelajar yang terlibat dalam tarian Lufut mengaku bangga karena bisa mencatatkan nama tarian tersebut sebagai rekor MURI.
Seorang pelajar SMP N 1 Kota Kupang Alex Riwu ditemui di sela-sela persiapan untuk menari mengakui bahwa cuacanya sangat panas, tetapi dia mengaku hal tersebut bukan masalah.
"Walaupun panas tetapi tidak apa-apa, karena ini juga untuk mempromosikan budaya kita," ujar dia.
Tarian Lufut sendiri adalah sebuah tarian yang mengisahkan kebersamaan masyarakat Timor pada zaman dahulu yang bergotong royong dalam membangun ladang baru atau membangun rumah.
Selain itu juga dalam proses merontokkan padi yang baru saja dipanen dengan menggunakan kaki. Untuk melepaskan bulir-bulir padi digunakan kaki secara bersama-sama.
Sedangkan dalam membangun rumah, tanah yang baru saja ditimbun akan diinjak serta diratakan dengan kaki secara bersama-sama hingga tanah menjadi padat dan kokoh.
Baca juga: Tim ekspedisi pulau terluar disambut tarian hedung-seleng
Baca juga: Peserta Sail Indonesia disuguhkan tarian tradisional NTT
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: