Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan melihat sebaran titik panas di provinsi ini beberapa hari terakhir meluas.
"Sebaran titik panas akhir-akhir ini terpantau hampir merata di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, padahal sebelumnya hanya sebagian. Kondisi ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan secara luas," kata Kepala BPBD Sumsel Ansori di Palembang, Jumat.
Dia menjelaskan, jumlah sebaran titik panas itu diketahui sebelumnya pada Maret 2023 terpantau hanya 91 titik panas dan terdapat di sebagian wilayah Sumsel.
Baca juga: Potensi karhutla di Sumsel meningkat dalam satu bulan terakhir
Sedangkan pada penghujung April 2023 ini terpantau 200 titik panas dan terdapat hampir merata di seluruh kabupaten dan kota.
"Sekarang setiap kabupaten dan kota rata-rata paling sedikit ditemukan 11 titik panas, sedangkan jumlah titik panas terbanyak terpantau berada di wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 48 titik panas dan Musi Rawas Utara 33 titik panas," katanya.
Titik panas itu, menurut dia, sebagian besar terpantau di kawasan lahan mineral tidak produktif.
Baca juga: 67 persen wilayah Sumsel masuk kerawanan tinggi karhutla
"Jika titik panas tersebut tidak diantisipasi, jumlahnya akan terus bertambah dengan sebaran yang lebih luas di setiap daerahnya dan berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah meluasnya titik panas akhir-akhir ini, pihaknya berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan pengawasan daerah yang terdapat titik panas dan menyiapkan peralatan penanggulangan kebakaran.
Baca juga: BPBD Sumsel maksimalkan pemanfaatan aplikasi Asap Digital
"Selain itu, BPBD Sumsel juga mengaktifkan pengoperasian Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya tetap banyak turun hujan agar titik panas berkurang serta menyiapkan satgas penanggulangan karhutla," ujar Ansori.
BPBD Sumsel waspada sebaran titik panas meluas
28 April 2023 18:48 WIB
Lahan di Sumsel rawan terbakar pada musim kemarau. (ANTARA/Yudi Abdullah/23)
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: