Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus segera menginvestigasi tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandar Udara (Bandara Supadio), Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), pada Minggu malam, kata anggota Komisi V DPR, Arwani Thomafi.
"Lagi-lagi pesawat tergelincir di Supadio. Tentu kita berharap KNKT segera melakukan investigasi untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya," ujarnya di Jakarta, Senin.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) itu mengatakan, KNKT juga harus menggarisbawahi apakah ada korelasi antara tergelincirnya pesawat Lion Air dengan kejadian serupa yang sering terjadi di Bandara Supadio.
"Empat kali kejadian dalam setahun, tentu menjadi tanda tanya besar. Itu harus dijadikan catatan, dan segera ada upaya tindak lanjut dari hasil investigasi itu untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat," kata Sekretaris Fraksi PPP di DPR itu.
Menurut dia, setiap terjadi insiden penerbangan, maka KNKT selalu melakukan investigasi, namun hasil investigasi itu tidak pernah diketahui publik.
Insiden di Bandara Supadio itu, kata dia, bukan pertama kalinya terjadi karena dari beberapa kejadian sebelumnya, insiden disebutkan karena landasan basah, diguyur hujan, atau tiupan angin yg kencang.
Oleh karena itu, ia mengemukakan, untuk memastikan penyebab kejadian itu, maka KNKT harus melakukan investigasi.
"Memperhatikan beberapa kejadian di Bandara Supadio, saya harap otoritas bandara dapat memastikan adanya sarana prasarana keselamatan, termasuk terpenuhinya standar prosedur operasional lepas landas dan pendaratan di Bandara Supadio. Kementerian Perhubungan harus memastikan itu," katanya menambahkan.
Pesawat Lion Air pada Minggu malam terperosok keluar landasan Bandara Supadio saat hujan deras mengguyur wilayah Pontianak. Sebanyak 136 penumpang selamat dan berhasil dievakuasi dalam proses yang berjalan selama tujuh jam.
(T.D018/A011)
KNKT harus investigasi Lion Air dan Bandara Supadio
31 Desember 2012 16:00 WIB
Dokumen foto Lion Air. (ANTARA/Henky Mohari)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012
Tags: