"Patut diingat, jika tidak aktor di balik ini, aktivitas penyelundupan ke sana tidak mungkin marak terjadi karena ada aparat keamanan yang bertugas mengamankan wilayah perbatasan, walaupun dalam jumlah yang tidak signifikan," kata Sitohang, dalam jumlah pers akhir tahun, di Kupang, Senin.
Yang menarik, selama 2012, peningkatan penyelundupan BBM bersubsidi dan barang keperluan pokok ke Timor Timur melonjak drastis, hingga 600 persen.
"Ada oknum aparat kepolisian yang ikut mendalangi penyelundupan ke negara itu, dan kami tidak segan-segan mengambil tindakan tegas," katanya.
Di sisi lain, penyelundupan BBM bersubsidi dan bahan keperluan pokok ke negara Timor Timur juga sangat menggiurkan bagi pengusaha setempat. "Perbedaan harga yang sangat mencolok. Inilah yang mendorong pengusaha melakukan penyelundupan," katanya.
"Contoh, harga premium ataupun solar di Indonesia hanya Rp4.500/liter tetapi di Timor Timur bisa Rp12.000/liter," katanya. Penyelundupan bisa terjadi melalui pintu-pintu resmi hingga jalan-jalan tikus di pegunungan.