Dalam pameran yang diikuti lebih dari 77 negara ini, Indonesia memboyong produk unggulan seperti udang, rajungan, kepiting, tuna, tilapia, serta cumi, sotong dan gurita.
SEG merupakan pameran boga bahari (seafood) terbesar di dunia ini diharapkan menjadi momentum pemulihan dan peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia di pasar global.
"Khususnya di pasar Eropa dan Uni Eropa," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Spanyol merupakan hub utama masuknya produk perikanan dunia ke pasar Uni Eropa dan kawasan Mediterania.
Bahkan dalam lima tahun terakhir, Spanyol rata-rata menyumbang 18,6 persen dari kebutuhan impor produk perikanan di Uni Eropa atau senilai 6,14 miliar dolar AS.
Angka tersebut masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan rata-rata pangsa pasar Tiongkok di Uni Eropa sebesar 6,2 persen, Vietnam 3,5 persen, dan India 2,9 persen.
Selain itu, meningkatkan akses pasar di Uni Eropa melalui penguatan kerja sama dengan mitra seperti Swiss Import Promotion Program (SIPPO-Swiss), Global Sustainable Seafood Initiative (GSSI-UNIDO).
Selanjutnya kolaborasi dengan perwakilan RI di Barcelona dan Madrid baik KBRI, Atase Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Center Ministry (ITPC) Barcelona.
Erwin pun berharap dengan partisipasi Indonesia dalam SEG ini mampu menghasilkan potensi transaksi minimal 50 juta dolar AS.
Baca juga: Gubernur Jatim minta konektivitas hasil laut dibangun untuk ekspor
Baca juga: Sulut ekspor 21.594 ton hasil perikanan