"Kemungkinan besar pada 2013 akan menyamai tahun sebelumnya yakni lebih cepat dibandingkan total kredit karena yang bergerak saat ini ialah sektor UMKM," kata Peneliti Bank Indonesia Kantor Perwakilan VII, Gamal Muhammad di Palembang, Minggu.
Ia menuturkan, krisis ekonomi global berdampak langsung pada sejumlah usaha besar yang berhubungan dengan ekspor di Sumsel.
Sumsel sebagai salah satu daerah mengekspor karet dan sawit terkena dampak secara langsung atas pelemahan ekonomi dibandingkan 2011.
Meski pertumbuhan ekonomi mampu bertahan dikisaran 6,0 persen namun kondisi itu tetap memukul sektor usaha mapan. Namun, pada satu sisi justru membangkitkan sektor UMKM di daerah.
"Pada 2012 ini pertumbuhan kredit UMKM mencapai 34 persen, sementara total pembiayaan saja hanya mengalami peningkatan 24 persen. Persentase ini dapat dijadikan indikator betapa aktifnya perbankan dalam membidik sektor usaha yang sering disebut tidak "bankable" itu," ujarnya.
"BI mendorong bank mengembangkan sektor UMKM, salah satunya melalui KUR atau jenis pembiayaan lain," ujarnya.
Untuk KUR, menurutnya, Sumsel telah menyalurkan Rp1,2 trilun ke 136.633 orang debitur, dari plafon yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp2,7 triliun.
Sementara, Kepala Kantor Wilayah II Bank Mandiri Adang Joedanto mengatakan realisasi KUR di Sumatera Selatan mencapai Rp171 miliar per November 2012 atau tumbuh 40,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
KUR itu telah menjangkau 8.387 orang petani yang sebagian besar pemilik lahan karet dan sawit.
Sementara, sejak dijalankan dari tahun 2007 hingga 2012 telah tersalurkan Rp263 miliar kepada 15.552 orang petani.