London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (26/4/2023), memperpanjang penurunan untuk hari ketiga beruntun, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,49 persen atau 38,49 poin menjadi menetap di 7.852,64 poin.

Indeks FTSE 100 jatuh 0,27 persen atau 21,07 poin menjadi 7.891,13 poin pada Selasa (25/4/2023), setelah tergerus 0,02 persen atau 1,93 poin menjadi 7.912,20 poin pada Senin (24/4/2023), dan bertambah 0,15 persen atau 11,52 poin menjadi 7.914,13 poin pada Jumat (21/4/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh sahama perusahaan pabrikan Inggris untuk sistem manajemen uap dan pompa peristaltik serta teknologi jalur fluida terkait, Spirax-Sarco Engineering PLC yang anjlok 5,51 persen; serta perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris GSK PLC kehilangan 3,87 persen.

Sementara itu, Persimmon PLC, sebuah perusahaan properti dan pengembang perumahan Inggris melambung 4,89 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham salah satu perusahaan pengembang perumahan terbesar di Inggris Raya, Taylor Wimpey PLC yang terangkat 3,72 persen; serta grup perusahaan telekomunikasi multinasional Inggris yang mengoperasikan layanan di Asia, Afrika, Eropa, dan Oseania, Vodafone Group PLC menguat 3,29 persen.