Makassar (ANTARA News) - PT Pelabuhan Indonesia IV akan mendaftarkan rekor batik terpanjang di Indonesia ke "Guinnes Book of World Record" atau ke buku rekor dunia setelah batik printing sepanjang 3.050 meter ini ditetapkan sebagai batik terpanjang dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
"Kami akan mendaftarkan rekor batik ini ke Guinnes Book of World Record karena belum ada rekor batik lain selain yang kami punya," ujar Direktur Personalia dan Umum Pelindo IV Pasoroan Herman Harianja di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, rencana untuk mendaftarkan rekor batik printing terpanjang di Indonesia itu ke Guinnes Book of World Record yang berpusat di Kota London, Inggris sebagai bentuk kesungguhan Pelindo untuk lebih mengenalkan batik dalam negeri ke seluruh dunia.
Rencana pendaftaran rekor batik itu juga sudah dibahas pada tingkat jajaran direksi PT Pelindo serta pada pemangku kepentingan lainnya dan hasilnya, semua mendukung rencana tersebut sebagai bentuk kecintaan pada warisan leluhur yang akan dikenalkan pada dunia.
"Batik adalah mahakarya seni tertinggi Indonesia yang telah diakui sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh organisasi dunia UNESCO. Maka dari itu, kami ingin melestarikan budaya Indonesia tidak di Indonesia tetapi di dunia," jelasnya.
Hary menambahkan, batik yang dibentangkan ini akan menjadi milik PT Pelindo IV dan dipakai seluruh karyawan Pelindo IV yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia.
Sementara itu, menurut Direktur Personalia dan Umum Pelindo IV Pasoran Herman Harianja mengaku jika kegiatan ini sebagai bagian dari mempertahankan kebudayaan milik bangsa sekaligus dalam Visit South Sulawesi 2012.
Kegiatan ini juga sebagai dukungan untuk menghadirkan lebih banyak turis mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke Sulawesi Selatan dalam mendukung program pemerintah.
(KR-MH/S023)
Rekor Batik akan didaftarkan ke tingkat dunia
29 Desember 2012 21:18 WIB
ilustrasi Pedagang menata koleksi batik dagangannya di Pasar Sunggingan, Boyolali, Jawa Tengah. (FOTO ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012
Tags: