Bengkulu (ANTARA) - Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Dr. Panji Suminar menilai Koalisi Indonesia Bersatu diprediksi tidak akan bertahan apalagi usai PDIP resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
"Sejak awal sebenarnya saya sudah tidak yakin, sekarang Ganjar sudah jadi capres PDIP. Tentu kalau PDIP membangun koalisi, mereka akan membuat koalisi nya sendiri bukan bergabung dengan koalisi yang ada," kata Dr Panji Suminar di Bengkulu, Rabu.

Belum lagi, lanjut dia pergerakan-pergerakan partai politik yang ada di dalam KIB makin agresif mendekati tahapan pencalonan presiden. PAN menunjukkan dukungannya ke Ganjar dan juga sempat meng-endorse sosok Menteri BUMN Erick Thohir.

PPP pun pada Rabu 26 April 2203 ini telah memantapkan pilihannya untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dalam kontestasi pesta demokrasi 2024.

Baca juga: PPP resmi usung Ganjar Pranowo Capres pada Pemilu 2024

Baca juga: Sekjen PDIP buka suara terkait pertemuan KIB pada Kamis

Baca juga: Airlangga ungkap kondisi KIB usai Ganjar jadi capres PDIP
Kalau pun se-gerbong KIB merapat memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo, tentunya kata Panji Suminar bukan mereka yang menentukan dominasi koalisi, namun PDIP yang menjadi pengusung pertama sekaligus "pemilik" Ganjar, karena merupakan kader PDIP.

"Atau bisa saja KIB pecah, ada parpol yang merapat ke Prabowo, kita tidak tahu karena yang namanya politik itu dinamis, meski awalnya KIB meng-endorse Ganjar Pranowo," tuturnya.

Kondisi KIB saat ini lanjut dia tidak lepas dari parpol-parpol yang tergabung dalam koalisi tersebut tidak memiliki sosok yang dapat menjadi magnet untuk bisa didorong ke dalam arena pilpres. Kalau pun ada, lanjut Panji elektabilitas para politikus nya masih rendah, dan lebih realistis untuk disodorkan sebagai calon wakil presiden.

"Tapi yang jelas, Golkar nantinya tetap akan menemukan pelabuhannya dalam koalisi pemerintahan. Itu kalau kita melihat rekam jejak dari periode pemerintahan ke pemerintahan," ujarnya.