Dubai (ANTARA) - Mantan Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir tidak diketahui keberadaannya pada Rabu setelah Ahmed Haroun, seorang mantan menteri kabinetnya, kabur dari penjara di Khartoum.

Lewat pernyataan di Tayba TV pada Selasa, Haroun mengaku dia dan sejumlah mantan pejabat bawahan Bashir yang lain telah meninggalkan penjara Kober dan akan berusaha melindungi diri mereka sendiri.

Pertempuran meletus lagi di Sudan pada Selasa malam meski ada gencatan senjata dari pihak-pihak yang bertikai. Banyak orang telah melarikan diri dari Khartoum akibat konflik tersebut.

Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah menyepakati gencatan senjata yang dimulai pada Selasa setelah melakukan perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Namun, tembakan dan ledakan terdengar pada malam harinya di Omdurman, yakni kota kembar Khartoum di dekat Sungai Nil, di mana tentara menggunakan pesawat nirawak untuk menyerang RSF, kata wartawan Reuters.

Utusan khusus PBB untuk Sudan Volker Perthes pada Selasa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa gencatan senjata "tampaknya masih berlaku di beberapa wilayah sejauh ini."

Baca juga: Sekjen PBB desak pihak yang bertikai di Sudan kembali berunding

Namun, dia menambahkan tak ada pihak yang terlihat siap "bernegosiasi secara serius", yang menunjukkan bahwa keduanya masih berpikir untuk mengalahkan pihak lain.

Dia menambahkan bahwa bandara Khartoum masih dioperasikan tetapi landasannya rusak.

Proses evakuasi terus dilakukan oleh negara-negara asing karena tidak ada tanda-tanda dari kedua pihak yang bertikai di Sudan untuk berunding secara serius.

Warga sipil Turki pertama yang dievakuasi dari Sudan telah tiba di negara mereka pada Rabu, setelah menempuh perjalanan darat dari Khartoum ke ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

Beberapa penerbangan lagi diperkirakan akan tiba pada Rabu untuk mengevakuasi warga Turki lain, yang telah menyeberang ke Ethiopia dari Sudan.

Sementara itu, Arab Saudi mengatakan telah mengevakuasi 13 warganya dan 1.674 warga negara lain dari negara yang dilanda konflik bersenjata itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: China evakuasi 1.000 warganya dari Sudan secara bertahap

Baca juga: WHO: 459 tewas dan 4.072 orang terluka selama konflik di Sudan