Kendari (ANTARA) - Tradisi budaya kande-kandea masyarakat Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk kalender nasional 2023.

Acara yang telah berlangsung selama ratusan tahun yang digelar usai Lebaran Idul Fitri itu kini masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2023.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Tengah, Usman Mbolosi, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu mengaku bangga sebab tahun ini tradisi yang memiliki nilai histori itu berhasil masuk kalender Nasional Kementerian Pariwisata.

Diyakini dengan keterlibatan pemerintah pusat festival tahunan ini akan jauh lebih meriah, lebih dikenal luas dan berdampak positif bagi para pelaku UMKM, katanya.

Baca juga: Tradisi "Pasiar" di Kabupaten Donggala saat Lebaran ajang silaturahmi

Baca juga: Warga keturunan Arab di Palu gelar Lebaran Iwwadh


"Istilahnya Kande-kandea ini sudah naik kelas, bukan lagi hanya sebatas kegiatan lokal. Alhamdulillah melalui upaya-upaya dan ikhtiar Pemkab Buton Tengah melalui Dinas Pariwisata sehingga Kande-kandea terpilih," ungkap Usman.

Festival Kande-kandea Tolandona akan dimulai 27 April, dan puncaknya pada 29 April 2023 yang dipusatkan di lapangan sepak bola Tolandona.

Sebelum acara puncak, setiap harinya diisi dengan berbagai kegiatan seni dan budaya, penampilan berbagai tari-tarian, atraksi budaya, ketangkasan dan pameran UMKM.

"Pada hari puncak Insya Allah pak gubernur akan hadir bersama pejabat dari Provinsi Sultra, termasuk dari Kementerian Pariwisata untuk menyaksikan langsung kegiatan ini. Rencananya pak Menteri Pariwisata yang akan hadir, tapi untuk sementara infonya yang wakili Direktur, namun tidak menutup kemungkinan jika tidak ada kesibukan pak menteri bisa saja hadir,” terangnya.

Usman menyebut di acara puncak, Pemkab Buton Tengah berencana menyiapkan 500 talang makanan, namun tidak didukung oleh luasnya lapangan sehingga dikurangi separuhnya.

“Seandainya lokasinya ini lebih besar, sebenarnya 500 talang lebih bisa diadakan. Setelah kami hitung kondisi lapangan sepak bola maksimalnya hanya bisa 250 talang, jika dipaksakan bisa sampai 300 talang,” kata mantan Kadis Perdagangan Buton Tengah itu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, usai puncak perayaan Pekande-kandea atau makan bersama di siang hingga sore, akan dirangkaikan dengan acara joget bersama pada malam hari. Acara joget ini pun biasanya berlanjut hingga esok harinya.

"Untuk menjaga tertibnya acara Kande-kandea, keamanan harus terjaga dengan baik. Sebab tim dari Kementerian yang akan datang itu akan menilai, kalau acara tahun ini berjalan dengan sukses, maka Insya Allah tahun depan akan tetap dipertahankan dan keterlibatan Kementerian akan lebih besar lagi,” terangnya.

Berdasarkan histori, Tolandona merupakan daerah para Kesatria, pejuang Kesultanan Buton di Masa lalu. Setelah kembali dari medan perang maka di buatkanlah acara Kande-kandea untuk menghormati keperkasaan para Kesatria itu.

“Karena itu acara ini tetap dilestarikan. Dan dalam ceritanya juga acara Kande-kandea ini juga pada masa lalu sebagai ajang pencarian jodoh bagi anak-anak muda,” tutupnya.

Baca juga: Suku Banjar laksanakan tradisi "Batumbang Apam" rayakan Lebaran

Baca juga: Mengenal tradisi Idul Fitri di perdesaan Pulau Madura