Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah kelompok perdagangan AS melaporkan penurunan yang signifikan dalam persediaan minyak mentah menjelang rilis data pemerintah.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 16 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 80,93 dolar AS per barel pada pukul 00.06 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 77,32 dolar AS per barel.

Persediaan minyak mentah AS turun sekitar 6,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 21 April, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (25/4/2023). Para analis memperkirakan persediaan minyak mentah turun sekitar 1,5 juta barel.

Persediaan bensin juga turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik, tambah sumber tersebut. Data stok resmi dari pemerintah AS akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Baca juga: Minyak stabil, investor timbang permintaan China, kenaikan suku bunga

Baca juga: Minyak turun di Asia, investor kaji permintaan China dan suku bunga


Minyak mentah menetap lebih dari dua persen lebih rendah pada Selasa (25/4/2023) setelah kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah sembilan bulan pada April, menimbulkan kekhawatiran tentang resesi.

Pada Senin (24/4/2023), pemberi pinjaman regional AS, First Republic Bank, melaporkan pelarian simpanan lebih dari 100 miliar dolar AS, memicu kekhawatiran akan potensi krisis perbankan.

Investor menunjukkan kekhawatiran bahwa potensi kenaikan suku bunga baru oleh bank-bank sentral untuk melawan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

Federal Reserve AS, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang. The Fed akan menggelar pertemuan kebijakan pada 2-3 Mei.

Baca juga: Minyak melemah di awal sesi Asia, khawatir resesi dan permintaan lemah

Baca juga: Minyak jatuh di Asia karena khawatir permintaan dan penguatan dolar