Rafah, Palestina (ANTARA News) - Delegasi aktivis pro-Palestina yang sebagian besar berasal dari Prancis dan Mesir memasuki Gaza dari wilayah Mesir pada Kamis (27/12) untuk menyerahkan bantuan setelah usaha sebelumnya gagal.

"Saya sangat lega, sangat senang, ini adalah petama kali kami berhasil masuk," kata Olivia Zemor, Ketua Delegasi dari kelompok Prancis, EuroPalestine, kepada AFP di perbatasan Rafah.

Delegasi "Selamat Datang ke Palestina" akan berada di wilayah tersebut sampai 1 Januari untuk melakukan aksi solidaritas bagi penduduk Gaza dan memprotes blokade Israel yang diberlakukan secara paksa sejak tahun 2006.

Delegasi yang terdiri atas 60 warga Prancis, 25 warga Mesir dan beberapa warga Belgia dan Amerika Serikat memasuki Gaza melalui terminal perbatasan Rafah, satu-satunya tempat pelintasan darat antara wilayah itu dan dunia luar yang tidak berada di perbatasan Israel.

Para pengunjung membawa obat-obatan, pasokan alat bedah dan buku pelajaran bahasa Prancis.

Sebelumnya delegasi itu berusaha masuk ke Palestina melalui Tepi Barat tapi gagal.

"Israel tidak pernah menginginkan kami datang ke sini karena kami mendukung warga Palestina. Kami aktif membantu rakyat Palestina; tahanan Palestina, dengan memboikot barang-barang Israel bagi kemerdekaan Palestina, seluruh Palestina; Gaza dan Tepi Barat dan para pengungsi Palestina," katanya.

Blokade Israel atas Gaza pertama kali diberlakukan Juni 2006 setelah perjuang Palestina menangkap seorang tentara Israel dari wilayah itu, yang akhirnya dibebaskan Oktober 2011 untuk ditukarkan dengan pembebasan 1.000 tahanan Paletina di penjara-penjara Isarel.

Blokade itu diperkuat tahun 2007, ketika kelompok Hamas menguasai Gaza, yang kemudian dilonggarkan setelah satu kecaman internasional atas pembunuhan sembilan aktivis pro-Paletina dalam satu serangan komando Israel tahun 2010 terhadap satu armada yang berusaha menembus blokade angkatan laut.

Pada tahun 2011, satu laporan PBB menemukan bahwa pasukan komando Israel itu menggunakan kekuatan yang berlebihan tetapi menyatakan bahwa blokade itu sah.

Israel mengatakan larangannya itu tidak berdampak pada penduduk sipil Gaza dan mengizinkan 50.000 ton barang-barang memasuki wilayah itu setiap minggu.

(H-RN/M016)