Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan hingga sebanyak 267 investigator kasus moda transportasi sebagai jumlah ideal dalam mencakup beragam kasus di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

"Saya membutuhkan sebanyak 267 investigator untuk Indonesia," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam jumpa pers di ruang Aula KNKT, Jakarta, Jumat.

Menurut Tatang Kurniadi, jumlah investigator resmi yang dimiliki pihaknya masih dapat "dihitung dengan jari" padahal masih banyak jadwal investigasi yang belum dituntaskan sesuai jadwal.

Ia juga mengatakan, pakar asal Jepang pernah memperkirakan bahwa Indonesia membutuhkan investigator terkait kasus kecelakaan dan insiden serius moda transportasi hingga sekitar 1.000 investigator.

Di Jepang sendiri, lanjutnya, yang luas areanya jauh lebih kecil dari Indonesia diperkirakan terdapat sebanyak 400 investigator.

Namun, ujar dia, KNKT juga tidak akan "merengek-rengek" karena memahami bahwa negara memiliki kemampuan alokasi terbatas untuk mewujudkannya.

Mengenai anggaran dari KNKT sendiri, Tatang memaparkan, anggaran yang dimiliki KNKT telah meningkat yaitu sekitar Rp6 miliar saat pertama mulai beroperasi pada 2007 hingga mencapai sebesar Rp33 miliar pada 2012 ini.

Berdasarkan data KNKT, jumlah 256 kasus kecelakaan itu terdiri atas 41 kasus kecelakaan di jalan raya, 44 kasus kecelakaan kereta api, 31 kasus kecelakaan transportasi laut, dan 140 kasus transportasi udara.

Ia juga menuturkan, berbagai kasus itu juga telah membuat KNKT mengeluarkan rekomendasi sebanyak 956 rekomendasi (114 jalan, 187 kereta api, 298 laut, dan 357 udara).

Ketua KNKT juga mengutarakan harapannya agar setiap investigasi yang dilakukan oleh pihaknya tidak mendapatkan kesulitan seperti dalam menghadapi sejumlah birokrasi.
(M040)