Masyarakat diminta waspadai leptospirosis
28 Desember 2012 07:26 WIB
Banjir Kampung Pulo Sejumlah warga menyelamatkan perabotan saat terjadi banjir yang merendam Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (24/12). Banjir yang merendam permukiman padat penduduk karena luapan sungai Ciliwung tersebut mengakibatkan ratusan warga mengungsi ketempat pengungsian yang telah disiapkan. (ANTARA/Wahyu Putro A)
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melalui surat edaran hingga tingkat kelurahan, meminta masyarakat selalu mewaspadai merebaknya penyakit leptospirosis pada musim hujan.
"Pada 2011 banyak terjadi kasus leptospirosis. Karenanya, kami menyebarkan surat edaran untuk mengingatkan masyarakat agar selalu mewaspadai penyakit ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, penyakit akibat bakteri pada kencing tikus tersebut sangat mudah menyebar saat musim hujan seperti sekarang, sehingga masyarakat harus selalu berpola hidup bersih dan sehat sebagai langkah antisipasi.
Di dalam surat edaran itu juga dinyatakan agar seluruh warga bisa melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan rumah, dan sekitarnya, minimal satu pekan sekali, agar tidak ada sarang tikus.
Berdasarkan data, lanjut Tuty, jumlah kasus leptospirosis pada Desember 2012 mencapai belasan atau lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, dan belum ada korban meninggal dunia.
Wilayah Kecamatan Umbulharjo sebagai kecamatan yang paling luas di Kota Yogyakarta memiliki potensi paling besar untuk merebaknya penyakit tersebut.
"Karena wilayahnya luas, maka jumlah penduduknya pun banyak, sehingga wilayah ini lebih rawan dibanding 13 kecamatan lain di Kota Yogyakarta," katanya.
Di Umbulharjo, menurut dia, juga memiliki persawahan dan lahan kosong yang cukup banyak dibanding kecamatan lain, dan berbatasan dengan Kabupaten Bantul.
Selain Leptospirosis, Tuty mengingatkan masyarakat agar mewaspadai pula penyakit flu burung saat musim hujan, terlebih virus penyebab penyakit itu sudah mengalami perubahan dibanding saat pertama kali ditemukan.
Berdasarkan data dari Bidang Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta, sepanjang 2012 sudah menerima 24 laporan dugaan kasus flu burung. Tiga di antaranya dinyatakan positif, lima suspect, dan sisanya negatif.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pertanian Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro mengatakan masyarakat pemilik unggas diminta untuk terus menjaga kondisi lingkungan, dan menyemprotkan disinfektan sebagai antisipasi merebaknya penyakit tersebut.
"Kami menyediakan disinfektan secara gratis. Masyarakat bisa datang ke kantor untuk memintanya," katanya.
(E013/M008)
"Pada 2011 banyak terjadi kasus leptospirosis. Karenanya, kami menyebarkan surat edaran untuk mengingatkan masyarakat agar selalu mewaspadai penyakit ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, penyakit akibat bakteri pada kencing tikus tersebut sangat mudah menyebar saat musim hujan seperti sekarang, sehingga masyarakat harus selalu berpola hidup bersih dan sehat sebagai langkah antisipasi.
Di dalam surat edaran itu juga dinyatakan agar seluruh warga bisa melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan rumah, dan sekitarnya, minimal satu pekan sekali, agar tidak ada sarang tikus.
Berdasarkan data, lanjut Tuty, jumlah kasus leptospirosis pada Desember 2012 mencapai belasan atau lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, dan belum ada korban meninggal dunia.
Wilayah Kecamatan Umbulharjo sebagai kecamatan yang paling luas di Kota Yogyakarta memiliki potensi paling besar untuk merebaknya penyakit tersebut.
"Karena wilayahnya luas, maka jumlah penduduknya pun banyak, sehingga wilayah ini lebih rawan dibanding 13 kecamatan lain di Kota Yogyakarta," katanya.
Di Umbulharjo, menurut dia, juga memiliki persawahan dan lahan kosong yang cukup banyak dibanding kecamatan lain, dan berbatasan dengan Kabupaten Bantul.
Selain Leptospirosis, Tuty mengingatkan masyarakat agar mewaspadai pula penyakit flu burung saat musim hujan, terlebih virus penyebab penyakit itu sudah mengalami perubahan dibanding saat pertama kali ditemukan.
Berdasarkan data dari Bidang Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta, sepanjang 2012 sudah menerima 24 laporan dugaan kasus flu burung. Tiga di antaranya dinyatakan positif, lima suspect, dan sisanya negatif.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pertanian Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro mengatakan masyarakat pemilik unggas diminta untuk terus menjaga kondisi lingkungan, dan menyemprotkan disinfektan sebagai antisipasi merebaknya penyakit tersebut.
"Kami menyediakan disinfektan secara gratis. Masyarakat bisa datang ke kantor untuk memintanya," katanya.
(E013/M008)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012
Tags: