Jakarta (ANTARA) - Perempuan memiliki andil yang besar dalam kehidupan rumah tangga, seperti mengasuh dan merawat anak. Oleh karena itu, sudah seharusnya perempuan mempunyai semangat dan perjuangan dalam meningkatkan peran dan kontribusinya demi mewujudkan kualitas keluarga serta menyelesaikan permasalahan kesehatan di Indonesia.

Peran perempuan dalam keluarga dapat berpengaruh pada generasi-generasi selanjutnya.

Perempuan kini harus yakin dalam menyelesaikan tantangan menjadi seorang ibu, bertanggung jawab mengasuh dan mendidik anak, bahkan bertanggung jawab atas pekerjaan yang ia pilih.

Perempuan juga menjadi kunci kesuksesan dalam mendukung kesehatan di keluarga maupun lingkungannya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengakui bahwa secara umum semua perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan ataupun pembangunan keluarga.

"Seorang perempuan itu harus mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri. Sesudah itu, dia mempunyai peranan penting untuk menjaga kesehatan pasangan, anak anaknya, dan semua keluarganya," kata Ani saat dihubungi di Jakarta.

Selain itu, perempuan ataupun ibu berperan penting dalam pendidikan dan pengasuhan anak mulai dari konsep parenting yang baik, pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia, serta terus menjaga kesehatan anaknya.

Kemudian, bagaimana seorang ibu memberikan pula makanan dengan gizi yang seimbang.

Mahasiswi kedokteran gigi (co ass) memeriksa gigi pasien dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UNJANI, Citeureup, Kec. Cimahi Utara, Selasa (25/4/2023). ANTARA/Siti Nurhaliza


Ketika seorang perempuan mampu menjaga kesehatan dirinya sebelum menikah, sudah mengecek terlebih dahulu kesehatannya. Kemudian, ketika hamil perempuan tersebut memiliki kesadaran dan wawasan yang baik terhadap kesehatan.
Gambaran perempuan seperti itulah yang akan secara rutin memeriksa kehamilannya dan mempersiapkan persalinannya dengan baik.

Artinya, perempuan memiliki peran sebagai ibu dalam keluarga, sebagai istri yang mendampingi suami dan sebagai anggota masyarakat.

Namun demikian, perlu digarisbawahi bahwa perempuan merupakan cerminan dari gaya hidup sehat keluarganya.

Tiak hanya itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta, Widyastuti, mengingatkan perempuan untuk bisa membaca dan memanfaatkan peluang dengan bijak terhadap kemudahan akses yang ada.

Menurutnya, dinamika kemajuan teknologi digital saat ini tidak menunjukkan adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Kemudahan akses itulah yang dapat membuka peluang untuk bisa lebih setara dengan intelektual.

"Yuk perempuan-perempuan di seluruh sudut, di pelosok ibu kota, manfaatkan peluang partisipasi tadi dengan baik. Sehingga kita akan mampu lebih berdaya, lebih setara dalam hal intelektual ataupun pendidikan dan yang lain. Dan ujungnya adalah bahwa tetap peran penting perempuan di dalam pola pendidikan dan pola asuh keluarga," jelas Widyastuti.

Widyastuti memberikan contoh sama halnya seperti partisipasi perempuan di dalam kesehatan. Pemerintah sudah memberikan peluang-peluang partisipasi yang luar biasa.

Contohnya, saat Widyastuti di Dinas Kesehatan, sebagian timnya mayoritas adalah perempuan. Intinya, kesempatan untuk bisa berpartisipasi berbagai lini itu dapat dimanfaatkan dengan baik.

Kesehatan perempuan di Indonesia

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Nadia Tarmizi Wiweko, menjelaskan bahwa terdapat beberapa penyakit yang seharusnya menjadi fokus perhatian perempuan, seperti anemia dan kanker.

"Angka anemia Indonesia pada perempuan cukup tinggi mulai pada remaja, ibu hamil, sampai usia produktif. Kedua, tentunya kanker baik itu kanker payudara maupun kanker leher rahim. Itu juga menjadi pembunuh utama perempuan di antara kita," kata Nadia.

Penyakit lainnya, terkait gaya hidup perempuan yang menyebabkan stroke, jantung, darah tinggi, gula darah, serta beberapa faktor risiko yang terkait dengan siklus kehidupan seperti risiko kematian pada saat persalinan atau nifas.

Belum lagi ketika perempuan dihadapkan dengan permasalahan kesehatan seperti penyakit-penyakit menular ataupun penyakit tidak menular di antaranya hipertensi dan diabetes yang kini melonjak tinggi.

Hal itulah yang menjadi landasan kaum perempuan harus sehat karena memiliki tuntutan untuk mampu melahirkan generasi yang berkualitas.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr Ngabila Salama, mengingatkan bahwa perempuan Indonesia harus terus melakukan langkah pencegahan dalam penyakit yang kerap dialami perempuan.

Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus dalam program transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit kanker antara lain memfasilitasi akses masyarakat terhadap obat kanker yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Perempuan dapat melakukan pendeteksian kanker payudara dengan meraba payudara kita sendiri setiap sebulan sekali setelah menstruasi.

"Jika ditemukan adanya benjolan, dapat dibawa ke rumah kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat untuk dilihat apakah ini jinak, ganas, dan lain sebagainya," katanya.

Sedangkan untuk kanker rahim, di Indonesia sudah ada vaksinasi yang dapat dilakukan dua kali secara gratis pada anak perempuan usia 10 sampai 13 tahun atau pada jenjang kelas 5 sampai 6 SD.

Selain itu, deteksi dini juga dapat dilakukan perempuan dengan IVA tes menggunakan asam asetat 5 persen yang dioleskan ke serviks selama 30-60 detik lalu serviks dilihat secara kasat mata dengan bantuan lampu.

Selanjutnya, deteksi pemeriksaan dapat dilakukan dengan Pap smear yakni sampel sel serviks diambil menggunakan sikat halus, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan mikroskop.

Kementerian Kesehatan RI telah membagikan tips pencegahan utama untuk menghindari faktor risiko kanker leher rahim yakni dengan menghindari perilaku seksual berisiko untuk terinfeksi Human papillomavirus atau HPV yakni jenis virus yang dapat memicu masalah pada kulit kelamin, seperti kutil pada kulit hingga menjadi penyebab kanker serviks.

Tips itu, seperti:
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual

- Tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun)

- Hindari terpapar asap rokok (aktif dan pasif)

- Menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA/pap - smear yang hasilnya positif

- Lakukan vaksinasi HPV

"Untuk semua perempuan Indonesia, jadilah perempuan Indonesia, wanita tangguh, Kartini masa kini," kata Ani menandaskan