"Tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi antarkeluarga maupun tetangga, bahkan orang yang baru kenal bisa saja didatangi rumahnya," kata salah seorang warga asli Kabupaten Donggala, Misna di Palu, Selasa.
Menurut dia, untuk Lebaran Idul Fitri tradisi saling berkunjung yang intensitasnya tinggi selama tiga hari.
"Untuk hari pertama dan kedua itu, kami berkunjung ke keluarga dekat rumah dan biasanya masih satu desa. Tapi kalau di hari ketiga, sudah berkunjung ke tempat yang lumayan jauh," katanya.
Untuk hari berikutnya, kata dia, salah satu aktivitas rutin masyarakat lainnya yakni berkunjung ke tempat wisata dikarenakan di Kabupaten Donggala memiliki banyak tempat wisata.
Untuk sajian makanan wajib, Misna mengatakan "Balundaka" menjadi makanan khas kabupaten itu yang hampir di setiap rumah warga mudah ditemukan.
Makanan tersebut terbuat dari ketan hitam dibungkus dengan daun kelapa yang dibentuk lonjong, kemudian dimasak cukup lama.
"Ada juga kue kepiting, kue kering ini disajikan hampir di setiap rumah. Mulai dari kawula muda, anak-anak hingga orang dewasa suka kue ini," katanya.
Menurut dia, sajian kue kepiting menjadi paket lengkap dari saling berkunjung. Setiap warga selalu ada kue kepiting sebagai menu utama dan wajib.
Baca juga: Tradisi saling berkunjung saat lebaran di Sambas masih lestari
Baca juga: Mengenal tradisi Idul Fitri di perdesaan Pulau Madura
Baca juga: Warga keturunan Arab di Palu gelar Lebaran Iwwadh
Baca juga: Tradisi saling berkunjung saat lebaran di Sambas masih lestari
Baca juga: Mengenal tradisi Idul Fitri di perdesaan Pulau Madura
Baca juga: Warga keturunan Arab di Palu gelar Lebaran Iwwadh