Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi stagnan di posisi Rp9.650.

Analis dari Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, mata uang rupiah pada Kamis pagi cenderung bergerak stabil seiring pelaku pasar yang masih mencermati perkembangan jurang fiskal di AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah masih cukup stabil namun dengan kecenderungan melemah seiring sikap pesimis pelaku pasar terhadap penyelesaian fiscal cliff AS jelang akhir tahun ini," kata Reza Priyambada.

Ia menambahkan beredarnya kabar tentang Pemerintah AS yang sedang mempertimbangkan rencana negosiasi kembali pada awal tahun, telah membuat pelaku pasar mencemaskan dampak fiscal cliff tersebut.

Di sisi lain, ujarnya, kabar positif dari Jepang di mana PM Shinzo Abe mengisyaratkan untuk pelonggaran moneter dan fiskal, membuat nilai tukar Yen melemah sehingga menguatkan nilai tukar dolar AS.

"Dengan apresiasi dolar AS tersebut dapat membuat rupiah terlihat melemah," kata dia.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih cukup kuat mengingat tingginya permintaan dolar AS dari importir, maka neraca perdagangan mendatang kemungkinan masih akan tetap mengalami defisit.

"Rupiah masih dibayangi sentimen negatif dari neraca perdagangan yang defisit," kata Ariston.

Ia mengatakan, volume perdagangan di pasar valas juga tetap tipis dengan sebagian besar pasar keuangan utama dunia masih ditutup untuk liburan Natal.

(KR-ZMF/S004)