Pangkalpinang (ANTARA News) - Harga kakao kering di tingkat pedagang pengumpul Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, pada Selasa naik tipis menjadi Rp14.500 per kilogram dari harga sebelumnya Rp14.000 per kilogram.

"Harga kakao mengalami kenaikan karena permintaan eksportir mulai meningkat, sementara pasokan kakao dari petani berkurang," ujar salah seorang pedagang pengumpul kakao, Edi Suparman di Pasar Pembangunan Pangkalpinang.

Ia menjelaskan, naiknya harga kakao kering belum mempengaruhi transaksi kakao yang masih kurang karena produksi kakao terbatas seiring rendahnya minat petani untuk berkebun kakao.

"Saat ini, kakao yang berhasil dikumpulkan mencapai 20 hingga 35 kilogram per hari, diperkirakan dengan kenaikan harga kakao yang terkumpul tidak akan terlalu besar dari saat ini," ujarnya.

Menurut dia, harga kakao di pasar lokal masih murah dalam beberapa bulan terakhir, padahal sebelumnya harga kakao bisa mencapai Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram.

"Diperkirakan harga komoditas tersebut terus berfluktuasi rendah selama krisis ekonomi global terus berlangsung karena sebagian besar komoditas ini di ekspor ke negara-negara Eropa, Asia dan Amerika Serikat," ujarnya

Ia mengatakan, pasokan kakao kering terus menurun karena karena hasil perkebunan petani semakin berkurang karena sebagian petani beralih menanam karet, lada dan banyak tanaman kakao yang tidak dirawat sehingga produksi kurang optimal.

Bagi sebagian besar petani tanaman kakao hanya sebagai tanaman selingan di antara tanaman pokok seperti karet, lada dan sebagai tanaman pelindung di pekarangan rumahnya.

"Selain itu, serangan hama tupai, monyet dan lainnya yang memakan buah kakao, hal ini terjadi karena sumber makanan di dalam hutan habis seiring maraknya penebangan hutan untuk perkebunan dan lahan tambang bijih timah rakyat," ujarnya.

Demikian juga, Ellan, pedagang pengumpul kakao lainnya, mengatakan, saat ini harga kakao naik sebesar Rp500 per kilogram dari harga Rp14.000 per kilogram.

"Kenaikan harga kakao meskipun tidak terlalu besar belum bisa meningkatkan pasokan kakao kering karena hasil panen kakao terbatas," ujarnya.

(KR-ARS)