Jakarta (ANTARA) - Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah semakin dekat, betapa indahnya keberagaman terasa pada H-1 Lebaran, yang jatuh pada 22 April.

Muhammadiyah pagi ini menggelar shalat Idul Fitri di berbagai daerah di Indonesia sambil menyerukan bahwa perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444 Hijriah dapat dipahami.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Kamis (20/4) mengapresiasi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dinilai mampu mengayomi umat Islam yang berbeda pendapat dalam menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah.

"Saya pikir ini kemajuan Menteri Agama. Kita beri apresiasi tinggi karena telah menunjukkan toleransi yang baik. Itulah yang semestinya dilakukan oleh pemerintah," kata Haedar.

Dia mengapresiasi pemerintah yang memberikan peluang bagi komponen umat Islam yang berbeda dalam merayakan Lebaran untuk ikut menggunakan fasilitas publik.

Perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah, bagi Jaringan Muslim Madani, adalah rahmat untuk memperkuat ukhuwah islamiyah atau persatuan umat. Kerukunan antarumat adalah modal penting menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui semangat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

"Perbedaan (adalah) hal yang biasa dan tidak perlu dipermasalahkan karena masing-masing memiliki dasar metode penetapan yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani Syukron Jamal.

Jejak keberagaman di Indonesia bisa dilacak dalam catatan sejarah. Di Cirebon, Jawa Barat, ialah Masjid Merah yang menjadi simbol keberagaman Indonesia.

Bangunan Masjid Merah, yang didirikan oleh Pangeran Panjunan atau Syarif Abdurakhman pada 1480, merupakan perpaduan dari agama Islam, Hindu, dan Buddha serta budaya Jawa, Arab, dan China.

Selain hari besar bagi umat Islam, 21 April juga diperingati sebagai Hari Kartini, simbol emansipasi perempuan yang diwakili oleh Raden Ajeng Kartini. Cendikiawan muslim dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat khutbah usai shalat Idul Fitri di Jakarta, Jumat, mengingatkan bahwa gerakan yang dilakukan Kartini sesuai dengan ajaran Islam karena mengangkat muruah perempuan.


Lalu lintas lancar

Lalu lintas arus mudik terpantau lancar di sejumlah titik pada H-1 Lebaran karena puncak arus mudik sudah terlewati. Kepala Terminal Bus Kalideres, Jakarta, Revi Zulkarnain mencatat jumlah penumpang yang berangkat dari terminal itu turun drastis dibandingkan H-2.

Hingga sore ini, Terminal Kalideres hanya memberangkatkan 394 penumpang dalam 38 bus. Total penumpang yang berangkat dari terminal itu pada H-1 sebanyak 1.500 orang.

Pada H-2, Terminal Kalideres memberangkatkan 3.683 penumpang dari 208 bus reguler dan 22 bus tambahan.

Penurunan jumlah penumpang juga terjadi di Terminal Kalideres dan Terminal Kampung Rambutan. Penumpang yang berangkat dari terminal itu sebagian kecil adalah mereka yang hendak mudik jarak dekat.

Di Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, lalu lintas dalam kondisi lancar dan tidak ada kepadatan hingga sore ini. Situasi di Nagreg hari ini relatif lebih sepi dibandingkan dua hari yang lalu.

Sementara itu, di jalan Tol Cipali hingga Gerbang Kalikangkung, rekayasa lalu lintas one way atau satu arah sudah berakhir. Sistem satu arah di GT Cikatama 1 juga sudah dihentikan dan lalu lintas ramai lancar.


Kereta api

Puncak arus mudik dengan moda transportasi kereta api berlangsung pada 18-21 April dengan keterisian tempat duduk mencapai 100 persen. Volume penumpang di Daerah Operasional 1 Jakarta hari ini rata-rata sama sejak 18 April.

Pada periode 12 sampai 21 April, KAI Daop 1 total memberangkatkan 362.000 pemudik dari Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir. Tahun ini, terdapat 70 kereta api yang berangkat setiap hari dari Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir, meningkat dari tahun lalu yang hanya 59 kereta api per hari.

Daop 8 Surabaya, Jawa Timur, memperkirakan volume penumpang pada hari ini turun menjadi 19.795 orang dibandingkan Kamis (20/4) yang sebanyak 24.567 penumpang. Secara total, pada 14-21 April terdapat 168.722 orang yang berangkat dari wilayah Daop 8 Surabaya dan 142.693 penumpang turun di stasiun yang berada di wilayah tersebut.


Pelabuhan

ASDP Ferry Indonesia menutup pelayanan penyeberangan Pelabuhan Ciwandan (Banten)-Bakauheni (Lampung) dan Ciwandan-Panjang (Lampung). Setelah penutupan, penyeberangan dari Ciwandan ke Lampung kembali dilayani Pelabuhan Bakauheni.

Suasana di Pelabuhan Bakauheni lengang pada pada H-1 Lebaran, dibandingkan H-2 Kamis (20/4). Kepadatan kendaraan yang berisi penumpang yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa terjadi pada Kamis malam hingga pagi tadi.

ASDP Ferry Indonesia mencatat terdapat 801.049 orang yang menyeberang dari Pulau ke Pulau Sumatera pada H-10 sampai H-2 Lebaran.


Pesawat terbang

Arus mudik yang melandai menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah juga terasa di Banda Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan karena sudah melewati puncak arus mudik pada H-3 kemarin.

Pengelola Bandara Soekarno-Hatta mengatakan siap melayani pemudik yang menggunakan pesawat terbang selama 24 jam. Pada H-1, penumpang Bandara Soekarno Hatta mencapai 62.506 orang dengan 489 penerbangan.

Bali, Surabaya dan Kualanamu masih menjadi tujuan favorit penumpang rute domestik. Sementara untuk rute internasional, penumpang naik pesawat ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kembali mengingatkan pemudik untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Imbauan memakai masker terutama ditujukan kepada orang yang sedang sakit dan orang yang berada di keramaian.